Mohon tunggu...
agus mada
agus mada Mohon Tunggu... Seniman - Indonesia

Senandung Rindu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masa yang Tak Terlupa

9 November 2018   16:46 Diperbarui: 9 November 2018   16:52 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lagu-lagu yang kudengar mengingatkanku masa waktu sekolah, sering mendengar aku semakin terbawa pada masa itu. Ingat segala yang terjadi , tentang ladang, tentang sekolah, tentang cinta - cintaan, tentang nakal dan tentang aku tidak memikirkan besok ada tidak uang jajan karena yang aku tau itu selalu ada. 

Ornito band, peterpan, kangen band, salju ,revblik, vagetos, lovarian atau yang lain adalah band hits waktu itu, lagu-lagunya mewakili segala perasaan yang terjadi, masa sekolah waktu mulai menyukai lawan jenis, waktu mengenal asmara. Handphone yang sudah bloototh dianggap sudah paling canggih , bertukar lagu atau mengirim foto, yang menarik adalah mengirim masih melalui inframerah, senggol sedikit saja gagal pengiriman padahal sudah 99%, belum lagi kalau kenal sama cewek, dulu itu modal banget dan sangat berasa uang jajan habis cuma buat beli pulsa, pacaran sms an , ngirim foto mms memang mengasykkan tapi harus ngotot dulu sama ibu minta beli pulsa. 

Waktu sekolah memang benar-benar momen yang tidak terlupakan, benar kata bapak Obbie messakh "tiada masa paling indah, masa-masa di sekolah", kenakalan-kenakalan anak zaman dulu yang masih jadul, dulu merokok saja sembunyi-sembunyi tidak seperti sekarang, dulu nakal tapi masih sangat takut pada orang tua, dulu berantem saja satu lawan satu meski datangnya gerombolan, tidak ada namanya tawuran. 

Tak kan terlupa segalanya ,apalagi wanita yang dulu pernah jadi pacar, em bagaimana ya kabarnya sekarang ? pacaran perginya ke pasar malam hanya modal dua puluh ribu, untung tidak minta macam-macam, di desa tak seperti di kota yang pacarannya di mall atau bioskop, kita hanya menyusuri sawah pun sangat menyenangkan, beruntung aku dulu sekolah di STM, kebayang kan laki-laki semua, kenek bis menyebutnya "pasar burung" kalau mau berhenti, perjuangan sekali mencari kenalan wanita, kita harus nongkrong di sekolah lain untuk mencari perhatian sampai rela bolos, kalau beruntung ya dapat kenalan , kalau tidak cuma bengong ngabisin es teh yang harganya masih 500 rupiah dan rokok sebatang buat ramai-ramai. 

Teman-teman kini entah pada dimana, kadang sesak dada ini ingin kembali ke masa dulu, menyenangkan dan banyak kenangan. Semoga kita dapat dipertemukan di masa depan dengan fisik dan usia yang tentu saja sudah berubah, sehat selalu semua yang pernah hadir mengisi kisahku, Aku rindu kalian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun