Mohon tunggu...
Agus Budiana
Agus Budiana Mohon Tunggu... Jurnalis, Pengamat Media Komunikasi Politik

Membaca dan menulis adalah salah satu kekuatan seseorang dalam membentuk eksistensi diri. Dengan membaca dan menulis kita akan menemukan makna dalam hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membumikan Peduli Sosial

22 April 2025   09:24 Diperbarui: 22 April 2025   09:24 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Sikap peduli terhadap  sesama (Sumber : Freepik)

Ragam dinamika kehidupan sosial tentunya sangat berarti dalam hidup kita, karena dalam keseharian kita tidak pernah lepas dari interaksi komunikasi dengan siapapun yang ada disekeliling kita. mulai dari keluarga, tetangga, teman, sahabat  dalam lingkup formal maupun non formal. Sebagai  mahluk sosial kita membutuhkan antara satu dengan yang lainnya apapun yang kita harapkan, inginkan disanalah kita berhubungan. Merupakan suatu hal yang tidak mungkin apabila seseorang walaupun sudah lebih dari memadai dalam kehidupannya namun tidaklah berarti tanpa kehadiran yang lainnya yang berdampingan dengan kita.

Dalam rutinitas yang kita hadapi terkadang kita sering terlupakan, khilaf atau mungkin abai terhadap lingkungan disekitar kita. Kita tidak pernah tahu tetangga kita yang menghadapi suatu persoalan begitu pula dengan teman-teman kita, sahabat kita yang mengalami persoalan-persoalan hidupnya. Seakan alur hidup yang kita jalani, jalani saja mengikuti ritme proses seiring jalannya waktu. Padahal dibalik itu apabila kita peka, kita bisa melihat dengan mata dan hati terhadap orang-orang disekeliling kita yang sedang mengalami suatu persoalan. Memang masih ada sebagian orang yang berpendapat ketika kita melihat persoalan yang dihadapi orang lain, biarkanlah mereka menanggungnya sendiri tidak ada urusannya dengan kita.

Memang benar tidak ada hubungannya dengan kita, namun apabila kita telaah lebih jauh kita tidak pernah tahu kita mengalami suatu persoalan yang kita hadapi dan kita tidak mampu untuk memecahkannya. Disinilah kita membutuhkan orang lain untuk memberikan bantuan solusinya pada kita. Semuanya dilakukan dengan serta merta tentu tidak, semuanya dibangun karena adanya rasa peduli dari kita untuk senantiasa memperhatikan , bertindak terhadap sekeliling kita secara positif. Mensitir pendapat Boyatzis dan Mckee dalam Amri (2022)  menjelaskan bahwa kepedulian adalah wujud nyata dari empati dan perhatian. Masih dari sumber yang sama menurut Zuhdi dalam Amri (2022)  bahwa kepedulian adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada seseorang terlebih lagi kepada orang yang terdekat. 

Dari dua pendapat diatas dapat kita pahami bahwa, peduli hadir karena tumbuhnya rasa perhatian yang di ikuti dengan tindakan untuk memberikan dukungan dan bantuan pada orang-orang terdekat kita. Walaupun dalam konteks yang lebih luas peduli dapat kita maknai sebagai rasa perhatian dan tindakan pada siapapun yang membutuhkan bantuan. Persoalannya di era sekarang ini dimana gempuran nilai-niai luar yang masuk pada wilayah kita melalui media massa, media sosial memberikan nilai-nilai baru  beberapa diantaranya nilai hedonisme, egoisme, nilai elitisme yang mengkondisikan sekat-sekat pembatas antara manusia satu dengan manusia lainnya. Benar kita hidup berdampingan dengan tetangga faktanya hanya sebatas ada, pergi ke kantor atau aktifitas lainnya, pulang malam dan begitu seterusnya. Sentuhan-sentuhan yang ada hanyalah berupa komunikasi semu yang sifatnya formalitas.

Sudah saatnya untuk peduli

Sikap peduli tentunya tidak hanya berbicara pada tataran formalitas, namun harus benar-benar dibangun atas dasar kesadaran diri dan kebutuhan-kebutuhan  yang saling melengkapi antara kita dengan yang lainnya dan semuanya merupakan keniscayaan yang tidak dapat kita tolak. Beberapa hal yang patut kita pertimbangan dalam membangun  dan mengkonsistensikan sikap peduli kita.

Empati adalah hal penting yang senantiasa terasah dalam jiwa kita untuk tetap melihat, merasakan apapun  kondisi yang dihadapi orang lain. Selalu mendengarkan apa yang menjadi keluh kesah, ganjalan, kegundahan siapapun yang berkomunikasi dengan kita. kita hanya cukup sebagai pendengar saja mereka sudah merasa dihargai oleh kita.

Lainnya yang tidak kalah pentingnya kita rajin menyapa secara tulus tidak dibuat-buat untuk bertanya mengenai kondisi maupun kabar orang-orang disekitar kita. Selalu berbagi apa yang kita miliki tidak hanya materi, namun pengetahuan, ilmu, wawasan dan pengalaman kita dapat kita bagikan pada orang-orang yang membutuhkan. Selanjutnya kita wajib menjaga lisan dan tindakan kita untuk tidak menyinggung, menyakiti perasaan orang lain. Dukungan motivasi perlu kita lakukan ketika orang-orang sekitar kita membutuhkannya dalam keadaan apapun. Hal lain yang tidak kalah penting adalah, kita selalu menjadi pemaaf atas kesalahan apapun yang ada tanpa sedikitpun menyimpan rasa dendam.  

Pertanyaan selanjutnya : Kapan kita membumikan sikap peduli dalam hidup kita?. Selama kita masih mempunyai jantung   berdetak dan pikiran yang berjalan. Karena kitapun tidak tahu besok atau lusa kita masih ada namun tiba-tiba  diminta kembali berpulang ke haribaan Tuhan YME.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun