Mohon tunggu...
AGUS SJAFARI
AGUS SJAFARI Mohon Tunggu... DOSEN FISIP UNTIRTA, KOLOMNIS, PEMERHATI MASALAH SOSIAL DAN PEMERINTAHAN

Mengajar, menulis, olah raga, dan seni khususnya main guitar dan nyanyi merupakan hoby saya.. topik tentang sosial, politik, dan pemerintahan merupakan favorit saya..

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

"Indonesia Gelap" dan Potret Gerakan Mahasiswa

18 Februari 2025   15:16 Diperbarui: 19 Februari 2025   09:47 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa Universitas Indonesia yang akan berangkat ke Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat, untuk aksi unjuk rasa “Indonesia Gelap”, Senin (17/2/2025). (Foto: KOMPAS.com/DINDA AULIA RAMADHANTY) 

Istilah "Indonesia Gelap" terasa semakin nyaring dan bergema dalam media sosial beberapa hari ini terutama di kalangan mahasiswa dan diteriakkan secara lantang dalam dalam setiap aksi demostrasi. 

Hal ini bukan karena di beberapa wilayah mengalami mati lampu atau ketiadaan gas elpiji 3 kg dalam beberapa minggu terakhir, melainkan sebuah slogan atau tagar yang digaungkan oleh mahasiswa untuk menggambarkan kondisi Indonesia yang tidak baik-baik saja akhir-akhir ini.

Kebijakan efisiensi anggaran pemerintah ditengarai sebagai salah satu pemicu BEM seluruh Indonesia untuk turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi, di samping beberapa kebijakan lainnya yang menimbulkan ketidakpuasan publik akhir-akhir ini. 

Mahasiswa menganggap bahwa kebijakan efisiensi anggaran pemerintah dikategorikan sebagai kebijakan "ekstrem" yang ditengarai memiliki dampak sistemik yang sangat luas.

Bukan saja dirasakan oleh para pegawai negeri dan pejabat di pemerintahan saja melainkan juga kebijakan ini akan berimbas kepada kehidupan masyarakat bawah serta tersendatnya proyek-proyek pembangunan negara. 

Hal yang sangat ditakutkan oleh mahasiswa dalam beberapa narasi dalam aksi demonstrasinya bahwa kebijakan efisiensi anggaran pemerintah akan menyasar terhadap bidang-bidang kebutuhan dasar rakyat seperti pendidikan dan kesehatan.

Sehingga dikhawatirkan akan adanya beban biaya pendidikan dan kesehatan yang semakin tinggi, dampaknya adalah beberapa hibah-hibah pendidikan seperti beasiswa dan bantuan-bantuan pendidikan menjadi ikut terpangkas. Kondisi ini dikhawatirkan akan menaikkan beban keluarga di dalam membiayai kegiatan pendidikan dan kesehatan. 

Tidak saja pada tingkatan pendidikan tinggi, melainkan yang paling membahayakan pada tingkatan pendidikan dasar dan menengah yang jumlahnya sangat besar.

Sejumlah tuntutan yang dibawa dalam aksi bertajuk Indonesia Gelap ini ialah efisiensi Kabinet Merah Putih secara struktural dan teknis; mendesak Prabowo keluarkan Perpuu Perampasan Aset; tolak revisi UU TNI, Polri, Kejaksaan; evaluasi total pelaksanaan Makan Bergizi Gratis; penciptaan pendidikan gratis; tolak revisi UU Minerba; hapuskan dwifungsi militer di sektor; reformasi Polri; tolak revisi peraturan tata tertib DPR; hingga realisasikan anggaran tukin dosen (Tempo, 17 Pebruari 2025).

Melihat beberapa tuntutan mahasiswa dalam aksinya tersebut menunjukkan bahwa makna Indonesia Gelap versi mahasiswa dapat memiliki beberapa interpretasi, tetapi secara umum istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan kondisi sosial, politik, dan ekonomi Indonesia yang dianggap tidak transparan, tidak adil, dan tidak sejahtera. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun