Mohon tunggu...
Agus Salim
Agus Salim Mohon Tunggu... Guru - Penulis paruh waktu

Menulis adalah salah satu pengingat dan pengukur perjalanan hidup

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tiga Alasan Film Superhero Indonesia Kurang Digemari

11 Mei 2018   21:15 Diperbarui: 11 Mei 2018   21:29 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir satu bulan setelah penayangan pertama film Avengers Infinity War, bioskop-bioskop masih dipenuhi oleh para penikmat film superhero garapan Marvel Cinematik Universe itu. 

Tahun 2018 memang disebut-sebut akan menjadi pancuran film-film superhero, setelah kerannya dibuka di akhir tahun 2017 oleh Black Panther, film ikonik yang mengangkat superhero dari tanah Afrika.

Yang menjadi pertanyaan kenapa tokoh superhero dari Indonesia kurang berjaya bahkan di negeri sendiri. 

1. Budget

Untuk membuat film superhero tentunya membutuhkan ongkos produksi yang tidak sedikit kita ambil contoh film Black Panther yang menghabiskan biaya sebesar  $ 200 juta dolar, atau setara dengan Rp. 2,8 trilyun. Tentunya, butuh keberanian untuk menggelontorkan biaya besar bagi para produser jika ingin menghadirkan film superhero asli Indonesia yang tidak asal-asalan.

2. Minat Baca

Kepopuleran tokoh superhero di film biasanya berawal dari kepopulerannya dalam bentuk komik terlebih dahulu, sebagai contoh tokoh-tokoh komik Marvel dan DC lebih mudah diterima masyarakat karena mereka telah dikenal sebelumnya melalui komik. Berhubung di Indonesia minat baca masih kurang dibanding negara-negara maju, sehingga tingkat keterkenalan tokoh-tokoh superhero lokal tidak terlalu baik. Mungkin itu yang membuat para produser enggan mengambil reaiko memproduksi film superhero asli Indonesia.

3.Originalitas

Tidak dapat dipungkiri banyak tokoh superhero asli Indonesia yang mempunyai banyak kemiripan dengan superhero luar negeri, sebagai contoh misalnya Gundala Putra Petir mirip dengan The Flash, Captai Surya mirip Captain America, dan Sri Asih yang mirip dengan Wonder Women. Mungkin jika para kreator membuat tokoh superhero yang memiliki keunikan khas Indonesia yang tidak mempunyai kesamaan sama sekali dengan superhero lain, para penikmat film pun lebih tertarik, apalagi tokoh tersebut dilekatkan dengan kearifan lokal bangsa Indonesia.

Agus Salim

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun