Mohon tunggu...
Agus Yogi Yadnya
Agus Yogi Yadnya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Ingin hidup bahagia dan membahagiakan keluarga

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Bahagia di Dunia Maya, Menderita di Dunia Nyata

22 Januari 2022   17:47 Diperbarui: 22 Januari 2022   17:51 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

     sungguh kita diberikan ruang khusus untuk saling berinteraksi seolah kita masuk di dunia nyata dan mengobrol, menonton tontonan yang tak membosankan membagi sebagian kehidupan kita ke dunia maya tersebut diajaknya saling bertukar informasi dengan orang yang jauh dan belum pernah kita kenal secara langsung. Tempat itu adalah sosial media. Layaknya sebuah taman, ketika kita bebas mengekspresikan diri kita di sana dengan hati senang, seolah bebas dari beban kehidupan.

              Hal yang mudah untuk diunggah ke sosial media adalah cuplikan dari kehidupan kita. Lebih seringnya, cuplikan tentang hal-hal yang membahagiakan. Seolah kita terlihat selalu berbahagia di dunia nyata lewat unggahan di sosial media. Menjadi manusia yang selalu berbahagia adalah dambaan bagi setiap insan manusia. Maka merasa paling beruntung karena kita merasa bisa, setidaknya, dicap sebagai orang yang selalu berbahagia.

Kita jarang, bahkan tak pernah, mengunggah hal-hal yang mengundang kesedihan. Seperti ditinggal orang yang kita sayangi, kemiskinan, bahkan koreng kecil yang muncul di bagian tubuh kita merasa malu untuk diketahui khalayak orang. Hal-hal buruk yang tak pernah kita inginkan, juga tak ingin dilihat oleh orang lain. Entah di dunia nyata, entah di dunia maya. Sama saja.

Bagi kita yang melihatnya, mampir di beranda sosial media kita, melihat orang bahagia akan memberikan perasaan bahagia. Tapi rasa bahagia itu tak selamanya sama bagi setiap manusia.

             Beberapa orang akan berpikir bahwa hidupnya tak sebahagia orang-orang yang lewat di berandanya. Ia akan merasa menjadi manusia yang paling sedih sedunia. Tak ada hal-hal baik yang dapat dibagikan kepada dunia, baik di dunia nyata maupun di sosial media. Sama saja.

Hal terburuk yang dapat dibayangkan adalah menuntut kebahagiaan, dari dirinya sendiri atau dari orang di sekitarnya. Ia ingin menciptakan kebahagiaan untuk diunggah dan ditontonkan ke khalayak ramai. Ia ingin tampak bahagia juga. Selamanya. Namun yang ia lupakan adalah bahwa hidup bahagia tak bisa selamanya.

            Kebahagiaan di sosial media adalah hal yang semu, menipu. Tak selamanya di kehidupan nyata manusia selalu berbahagia. Ada juga kala sedih. Namun yang ingin diperlihatkan kepada manusia lain hanyalah hal-hal yang membahagiakan itulah hebatnya dunia maya yang penuh kepalsuan.

Manusia tak ingin terlihat sedih, tak ingin terlihat gagal. Manusia selalu ingin bahagia dan hal itu mustahil adanya. Maka manusia hanya bisa menyembunyikan, dan menampilkan kebahagiaan. Di dunia nyata maupun di sosial media,dan yang paling membuat kita terheran heran begitu banyak para remaja wanita kecanduan iklan kemewahan/konsumtif akibat pengaruh iklan kecantikan sampai demam tontonan drama korea,yang aling merasakan menderita di saat melihat pasangan kita asyik dengan suguhan tontonan drakor(drama Korea)yang menampilkan gemerlap kehidupan para artis yang cantik dan ganteng memerankan alur cerita yang mampu membius para istri oleh pesona mereka, sehingga suami diabaikan saat pulang usai mencari nafkah.

            Anak anak pun sangat konsen dengan suguhan dari permainan(games)yang sangat mudah diakses, jari jemari mereka sangat lincah bermain di layar Hp yang mereka genggam,sering kali mengabaikan instruksi dan pekerjaan wajib seperti belajar, membersihkan sepeda motornya, bersih bersih kamar yang harus dilakukannya,mesti berulang kali meminta dan memohon untuk dilakukan, sungguh hal yang membuat hal ini menjadi problematika kehidupan sosial kemasyarakatan kita.

            Sudah banyak rumah tangga hancur oleh sosial media,dimana pasangan hidup(baik suami maupun istri)tergoda oleh "pertemuan "melalui media sosial akhirnya jatuh cinta kembali lalu berlanjut pada perselingkuhan yang berakibat fatal terhadap rumah tangga yang telah di bina  bertahun tahun,akibat pertemuan dengan pacar lama(CLBK),ataupun perkenalan baru akibat saling tergoda, ada juga orang jatuh miskin karena Judi Online,pinjaman Online yang berujung bunuh diri karena namanya disebarkan ke kerabat, sanak saudaranya ada juga teror yang dilakukan para jasa rentenir online,karena si peminjam tak mampu mengembalikan pinjaman dengan bunga mencekik leher.

           Fenomena berselancar di dunia maya yang memberikan ke senangan yang dirasakan oleh para generasi Z yang berimbas terhadap generasi X yang telah berumur 40 tahun ke atas ikut terpengaruh dan kecanduan oleh dampak tehnologi gadget yang membuat rasa ego semakin subur dan tak terkendali jika dari masing masing diri tidak bijak menyikapinya dan menggunakan kemajuan tehnologi itu sendiri. Efek kemajuan tehnologi akan selalu membawa dampak  Positif dan negatif, kita sebagai pengguna haruslah pintar dan bijak bagaimana memanfaatkannya sesuai fungsi dan kegunaannya,disini dibutuhkan pembekalan pemahaman dari segala lini dari lingkungan kecil sampai ke pihak pemerintah yang bertanggung jawab menyaring hal hal yang berkaitan dengan siaran atau penayangan yang sedini mungkin dapat meloloskan dari pada Link atau siaran yang bisa dikonsumsi sesuai umur, disebabkan begitu mudahnya mengakses berita dan siaran melalui internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun