Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Guru Yayuk "Makna Belajar di Tengah Pandemi"

19 September 2020   21:58 Diperbarui: 19 September 2020   22:13 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu, 15 Agustus 2020 lalu, sembari momong si kecil, saya berkesempatan mengikuti Webinar Puspeka Kemendikbud bertema "Sinergi Pembelajaran Kondisi Khusus". Sederet narasumber keren hadir dalam Webinar yang dimoderatori oleh Anya Dwinov.

Beberapa narasumber yang hadir diantaranya adalah Kepala Pusat Penguatan Karakter Hendarman, Monaratuliu, Jumeri, Purnomo Saputro, dan Yayuk Hartini.

Saya secara pribadi sangat antusias mendengarkan paparan dari seorang guru bersama Yayuk Hartini dari Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, yang menjelaskan pengalamannya selama BDR (belajar dari rumah).

Saya ikut berbangga karena sebagai sesama guru, Yayuk Hartini mampu membawa nama Kalimantan

Melalui presentasinya, Yayuk yang sehari-harinya berprofesi sebagai guru di SDN 1 Indrasari Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan ini berkisah dengan apik dan menarik.

Apa yang disampaikan sungguh nyata dan sesuai situasi riil di lapangan.

Yayuk Hartini atau biasanya akrab saya sapa dengan panggilan Ibu Yayuk ini adalah salah seorang guru yang hingga kini masih aktif mengajar di SDN 1 Indrasari, Martapura, Kalimantan Selatan.

Awalnya kami berkenalan dalam Grup WhatsApp (WAG) "Wajar" (Wadah Belajar) Radio Suara Banjar sebagai pengisi acara siaran pendidikan melalui jawatan radio milik Dinas Kominfo Kabupaten Banjar ini.

Keakraban kami terjalin manakala saya menyaksikan sharing pengalaman Ibu Yayuk melalui sebuah webinar nasional yang diprakarsai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dengan kesahajaannya, Ibu Yayuk membagikan pengalaman nyatanya sebagai salah satu tenaga pendidik yang tinggal jauh dari hiruk-pikuk Ibukota Jakarta.

Kisah-kisahnya yang sederhana sepertinya hendak mewakili situasi dan kondisi yang selama ini banyak kita temukan di lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun