Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Negative Cash Flow, Bagaimana Solusinya?

22 April 2020   01:10 Diperbarui: 22 April 2020   08:20 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar - dokumentasi pribadi | AGUNG WEBE

Mengapa demikian? Kita lihat dulu, masih punya aset tidak? Apakah masih punya aset yang dapat dijual untuk mendapatkan uang? Jangan-jangan dia terdampak penghasilan saat ini saja, namun masih punya emas yang disimpan.

Beberapa teman saya yang buka caf dan terpaksa tutup karena sepi pengunjung, untuk 'survive' mereka menjual aset-aset cafenya. Dari menjual meja kursi, peralatan dan lain-lain. Dari hasil uang yang didapat, mereka kemudian berhitung, berapa bulan bisa bertahan dan apakah nanti bisa bangkit lagi dengan usaha yang sama atau beda.

Mereka yang memang berada di titik terendah krisis, adalah mereka yang sudah tidak punya uang, tidak ada aset, tidak ada simpanan (emas perhiasan). 

Mereka inilah yang kemudian kita semua secara gotong royong berusaha menyokongnya. Tidak ada satu pun yang kemudian menjadi pahlawan, karena semua mengalami dampak yang sama. 

Dalam satu kelompok, RT misalnya, data-data ini mulai dikumpulkan dan mulai didiskusikan bersama. Siapa saja yang masih bisa memberi support dan siapa saja yang perlu support.

Siang tadi di salah satu jalan, Ketika saya melewati pegadaian, sangat ramai sekali orang antri di sana. Hal ini mungkin saja mereka sedang menukarkan aset emasnya selama ini. Dan ini bagus, artinya mereka tidak meminta bantuan yang disebabkan tidak adanya pemasukan uang, karena mereka menyadari masih mempunyai aset yang dapat ditukarkan.

Kembali kepada gotong royong tadi. Apabila bukan berbentuk uang, maka bagi keluarga yang sudah tidak bisa makan lagi, dapat diajak makan di salah satu keluarga secara bergantian. Atau RT dapat mendirikan dapur umum di salah satu tempat (bisa rumah atau masjid) kemudian masing-masing bisa menyumbang bahan makanan yang ada.

Terakhir, ini adalah hal yang harus kita lakukan (bagi yang belum) untuk mengantisipasi kondisi ekonomi seperti ini. Namun hal ini dilakukan nanti apabila sudah normal Kembali. Banyak teman saya ketika mendirikan usaha (warung) dengan menginvestasikan seluruh modal uangnya. 

Mereka melakukan spekulasi dengan berharap warungnya berjalan normal. Kita harus berpikir tentang 'Financial Crisis Management', yaitu apabila tidak ada pemasukan sama sekali, maka kita dan keluarga masih dapat makan berapa lama? 

Tentu saja kebutuhan akan hal ini untuk masing-masing keluarga akan berbeda, sehingga perlu dilihat berapa besar kebutuhan dasar untuk makan. 

Setidaknya setelah kita tahu kebutuhan dasar untuk makan, maka kita mempersiapkan besarannya dalam satu tahun minimal (dua tahun lebih baik). Jadi Ketika terjadi tidak ada pemasukan, entah karena masalah alam atau pemutusan hubungan kerja, maka keluarga masih bisa makan selama satu tahun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun