Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyoal Thermal Scanner di Istana, Bagaimana Virus Bisa Lolos?

15 Maret 2020   10:07 Diperbarui: 15 Maret 2020   10:20 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemeriksaan suhu tubuh di akses masuk istana. Tampak pada gambar Menko Kemaritiman sedang melewati prosedur pemeriksaan suhu tubuh dengan thermal scanner oleh petugas (tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda).

Pemasangannya dimaksudkan hanya sebatas untuk membedakan apakah seseorang terserang gejala demam atau tidak. Tidak mampu lebih dari itu. Juga belum tentu yang demam itu kena Corona. Bisa saja yang bersangkutan sedang meninggi suhu tubuhnya akibat terserang flu biasa.

Infeksi SARS CoV-2 penyebab wabah Corona tidak selalu menimbulkan gejala demam pada korbannya. Jika kondisi kekebalan tubuh baik maka perubahan suhu tubuh tidak akan terjadi.

Hal inilah yang menjelaskan mengapa bisa muncul imported case --kasus Corona dari luar negeri-- padahal bandara dan pelabuhan sudah disaring thermal scanner.

Lalu bagaimana sebaiknya istana melakukan antisipasi penularan di lingkaran elit pemerintahan?

Dalam 14 hari terakhir Menhub Budi bertemu Jokowi 2x, Ma'ruf Amin 1x, lalu berinteraksi dengan sejumlah menteri. Termasuk menghadiri rapat terbatas di istana (batam.tribunnews.com, 15/3/2020).

Salah satu rapat terbatas yang dihadiri Menhub Budi Karya Sumadi di istana dalam 14 hari terakhir (batam.tribunnews.com).
Salah satu rapat terbatas yang dihadiri Menhub Budi Karya Sumadi di istana dalam 14 hari terakhir (batam.tribunnews.com).
Langkah Kemenkes melakukan tes atau uji Corona kepada seluruh menteri adalah langkah yang tepat. Termasuk presiden dan wakil presiden dan staf lain, tidak boleh melewatkan proses pemeriksaan tersebut.

Tes yang dilakukan semisal uji sputum, bronchoalveolar lavage/ uji BAL, atau PCR/ polymerase chain reaction. 

Tetapi tes semacam itu pun bisa saja keliru, tidak sungguh-sungguh 100%. Maka untuk mengatasinya, prosedur pengulangan mutlak diperlukan. Kasus salah uji pernah menjadi bahan pertengkaran antara Kamboja dan Malaysia (disway.id, 24/2/2020).

Di depan Corona kita semua sama, persona non grata.

Karena pejabat negara itu mobilitasnya tinggi, maka secara logika probabilitasnya juga besar untuk bertemu banyak orang; sesama pejabat atau rakyat biasa. Mereka bisa menjadi korban, tapi juga dapat berperan sebagai "pelaku" penyebaran.

Oleh karena itu tes Corona perlu dilakukan berkala di istana setelah muncul kasus nomor 76. Agar deteksi bisa dilakukan sedini mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun