Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pascapilpres 2019, Sandiaga Lebih Mungkin Merapat ke Istana

11 Maret 2019   02:59 Diperbarui: 15 Maret 2019   02:12 5041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandiaga Uno saat bertemu Jokowi di Aquatic Center pada perhelatan Asian Games 2018 (liputan6.com).

Sandi Uno sudah meraih pencapaian cukup tinggi dalam karier politik yang terhitung singkat, menjadi Wakil Gubernur DKI. Terlepas dari cara mendapatkannya.

Kini Sandi sedang berada pada tahap berikutnya untuk meraih jabatan yang lebih bergengsi, wakil presiden di negara terbesar se-Asia Tenggara.

Jika menang, Sandi sudah berada dalam trek yang benar untuk maju selangkah lagi menjadi Presiden RI. Mungkin setelah Prabowo lengser 2 periode, selambat-lambatnya. Bisa juga Prabowo ditikung di pilpres berikutnya, 2024.

Tetapi fakta yang dihadapi kubu 02 saat ini adalah, mereka sedang babak belur di mana-mana. Di semua front penting Prabowo-Sandi sedang kedodoran.

Jateng masih belum jelas kapan bisa direbut, sementara di Jabar Prabowo-Sandi malah kecolongan. Di DKI, Front Betawi Rempug (FBR) baru saja cabut ke kubu 01. Jangan tanya Banten, Jatim, dan Bali.

Hal ini tidak terlepas dari banyaknya blunder yang dilakukan, baik oleh pemain belakang maupun penyerang tim pemenangan mereka. Bahkan dalam kasus Ratna Sarumpaet dimana kesalahan fatal dilakukan secara berjamaah, terlihat pucuk-pucuk elite mereka begitu mudah diperdaya.

Tanpa blunder sekalipun, Koalisi Merah Putih tetap akan kesulitan untuk men-down grade prestasi rezim Jokowi. Dan yang harus diingat, Jokowi bersama JK posisinya jauh lebih lemah ketika mengikuti kontestasi Pilpres 2014 lalu, dan mereka berhasil keluar sebagai pemenang.

Jika Prabowo-Sandi benar-benar kalah pada Pilpres 2019, apa yang akan dilakukan Sandi?

Membaca perkembangan proses penentuan cawagub pengganti Sandi di DPRD DKI yang berlarut-larut, ada dugaan skenario Gerindra sedang menyelamatkan posisinya di pemerintahan.

Sandi mungkin balik jadi Wagub DKI lagi karena peraturan tidak melarang. Namun hal ini sudah dibantah Andre Rosiade, Wasekjen Gerindra.

Aspek kepantasan dalam berpolitik juga dikemukakan oleh pengamat politik Jerry Massie dari Indonesian Public Institute dan Titi Anggraini dari Perludem, Perhimpunan untuk Pemilu dan Demokrasi.

Mereka mengemukakan jika skenario menjilat ludah dilakukan oleh Sandi maka hal itu akan menjadi preseden buruk bagi demokrasi di Indonesia.

Melihat jejak Sandi di dunia politik dari mulai titik awal dia berangkat sekitar tahun 2015, ada peluang dia justru akan merapat ke istana. Ada cukup bukti yang mendukung kemungkinan tersebut.

Sandiaga saat ini adalah manusia bebas

Ketika maju menjadi cawapres, Kemendagri sudah menyampaikan bahwa Sandi tidak perlu mundur dari kursi DKI 2. Tetapi toh Sandi mundur juga.

Sebagian berpendapat hal itu adalah bentuk totalitas Sandi yang ingin fokus di pilpres. Akan tetapi langkah itu bisa dibaca juga sebagai keinginannya untuk lepas dari bayang-bayang Anies Baswedan.

Seandainya nanti mereka berdua sama-sama mengincar Pilpres 2024 maka ada kemungkinan Anies akan mempersulit manuver Sandi baik secara terbuka maupun secara diam-diam.

Secara psikologis, akan menjadi beban juga bagi Sandi jika balik menjadi wakil Anies. Masak sudah posisi calon bos harus balik jadi anak buah lagi?

Kemudian, langkah yang tidak kalah spektakuler lainnya adalah Sandi mundur dari Gerindra.

Prabowo mengatakan mundurnya Sandi dari seluruh jabatan sekaligus kader Gerindra adalah agar dapat diterima PAN dan PKS, mengingat capres dan cawapres keduanya berasal dari Gerindra.

Mungkin benar apa yang dikatakan Prabowo, tetapi keputusan tersebut tetap saja memberikan keuntungan politik bagi Sandi.

Setelah pilpres selesai maka Sandi bebas menentukan pilihan, kembali ke Gerindra atau ikut Ahok pindah ke PDIP misalnya, bisa juga ke Golkar. Yang pasti saat ini untuk sementara dia bebas dari bayang-bayang Prabowo, kecuali mungkin di BPN-nya karena kepentingan pilpres.

Faktor JK

Sandiaga mengatakan bahwa Jusuf Kalla berperan penting dalam menentukan keputusannya untuk total pensiun dari dunia bisnis tahun 2015.

"Pak JK itu mentor saya, kenapa saya meninggalkan dunia usaha. Karena saya khawatir kalau saya terus di dunia usaha dan berpolitik Pak JK bilang, 'usaha baik berdagang baik, tapi jangan mencampur adukkan keduanya karena akhirnya bisa memperdagangkan politik dan mempolitikkan dagang." (Kompas, 19/01/2019).

Kedekatan Sandiaga (bersama Anies) dengan JK cukup jelas terlihat publik pada perhelatan Pilgub DKI yang sukses dimenangkannya. 

Apabila Sandi berambisi untuk bertahan menapaki jenjang tertinggi dunia perpolitikan di Indonesia maka kubu Jokowi dengan JK di dalamnya adalah laboratorium terbaik. 

Sejumlah sosok pemuncak tampuk kekuasaan ada di sana; Megawati, Jokowi, JK, dan Ma'ruf Amin (status: insya Allah). Belum sederet menteri-menteri top kaliber internasional saat ini dan figur-figur yang berlatar belakang militer lainnya.

Di kubu Prabowo?

Memang ada SBY mantan presiden dari Demokrat, tetapi sepertinya ia akan memberikan jurus-jurus pamungkasnya hanya kepada AHY atau Ibas, putranya sendiri. Sandiaga adalah orang lain di dinasti Cikeas kalau yang diincar kursi RI 1. 

Sejumlah mantan menteri juga memang ada, Anies Baswedan (status: reshuffled), Sudirman Said (status: reshuffled), Tifatul Sembiring dan beberapa dari PKS atau PAN. Kalah pamor kalau dibandingkan dengan prestasi menteri incumbent.

Jika Sandi memiliki keinginan masuk ke lingkaran istana maka JK adalah 'orang dalam' yang akan menjadi penghubung dengan tokoh-tokoh kunci terutama di Golkar. 

Dengan berpindah kolam maka Sandi akan belajar lebih dan dapat membandingkan dengan ilmu yang diperolehnya selama di Gerindra. Hal mana akan membuatnya luwes bergaul dan matang dalam bermanuver. Paham cara beroposisi, paham pula cara berkuasa yang diterima oleh rakyat.

Perilaku interaksi politik

Dalam satu kesempatan Sandi pernah menyatakan bahwa seandainya Prabowo-Sandi menang pilpres maka tidak tertutup kemungkinan mereka akan merekrut pihak yang kalah untuk bergabung dalam kabinet. Ini kalimat bersayap, jika dibaca dengan arah sebaliknya.

Apabila kita amati pola komunikasinya juga akan terlihat, Sandi relatif bermain aman dan menghindari konflik personal.

Sebagaimana JK, Sandi adalah pedagang. Di mana-mana pedagang tidak ada yang cari musuh, kecuali pedagang yang aneh. 

Politisi kelahiran Pekanbaru ini misalnya; memilih menghindari konfrontasi langsung ketika keseleo lidah soal izin penangkapan ikan sehingga dimarahi Menteri Susi Pudjiastuti.

"Yang penting tidak ditenggelamkan" katanya santai. 

Kali lain ketika diminta komentar soal hoax 7 kontainer surat suara, komentar Sandi juga cenderung datar.

"Saya nggak mau suudzon. Saya biarkan tim aparat (bekerja)," ujarnya kepada detik.com.

Ada banyak indikasi bahwa Sandi sedang melumasi hubungannya dengan kubu Jokowi-Ma'ruf. Termasuk juga pengakuan bahwa dirinya bersahabat sejak kecil dengan Erick Thohir yang jadi Ketua TKN.

Perilaku berpolitik yang wajar menjadi aset penting Sandi sehingga tidak menutup kemungkinan ketika Jokowi-Ma'ruf menang maka satu kursi menteri dapat menjadi penawar hilangnya kursi wagub.

Bagi pihak petahana sendiri keuntungan yang diperoleh bukan dalam bentuk lunaknya perlawanan Sandi selama kompetisi pilpres. Bertarung secara fair saja sudah merupakan kontribusi yang signifikan. Apalagi ditengarai saat ini ada usaha-usaha membentuk opini publik untuk mendeligitimasi KPU dan Bawaslu sebagai wasit pertandingan. Pada zaman orde baru tindakan tersebut masuk kategori subversi.

Sandiaga siap menang tetapi juga sepertinya lebih siap menerima kekalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun