Mohon tunggu...
Agung Pribadi
Agung Pribadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seorang internet journalist, kontributor di Komunitas BISA! di facebook website nya http://www.facebook.com/agung.pribadidua?fref=ts atau http://agungpribadi.multiply.com menulis artikel di media massa nasional seperti koran tempo, bisnis indonesia, berita buana, seputar indonesia, angkatan bersenjata, lippostar.com. satunet.com, majalah DMAestro, Tabloid Aliansi, Tabloid Agenda, Tabloid SWADESI, Eramuslim Digest juga di media massa internasional yaitu ummahonline.com pengalaman: Menjadi tim riset Film Dokumenter 50 tahun Konferensi Asia Afrika bersama Garin Nugroho Menjadi tim Kreatif: FTV SUtan Sjahrir bersama Hanung Bramantyo dan Garin Nugroho FTV Hatta: Kesunyian yang berbisik bersama Indra J. Piliang dan Garin Nugroho

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengubah Kekurangan Menjadi Kelebihan

21 Januari 2014   17:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:36 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

MENGUBAH KEKURANGAN MENJADI KELEBIHAN

Oleh: Agung Pribadi

Yanti Kusmiati bertubuh pendek. Ia pemain bulutangkis. Ukuran tubuhnya sangat tidakidealuntuk seorang pemain bulutangkis. Itu kekurangannya. Tapi ia tidak kecil hati. Ia berlayih smash denganserius. Setelah serius mendalami pukulan smash ukuran tubuhnya yang pendek justru menjadi kelebihannya. Ia menjadi 1 dari sedikit pemain bulutangkis yang apabila di-smash langsung balik men-smash.

Pada Piala Uber 1986 ia bersama pasangannya yaitu Verawaty Fajrin menjadi ganda putrid yang selalu menang termasuk mengalahkan ganda putrid dari tim juara yaitu Cina. Ia mengubah kekurangan menjadi kelebihan.

Louis Braillejuga menciptakan huruf Braille ketika ia terserang kebutaan. Ketika buta ia tidak menyerah melainkan menjadi inspirasi untuk menciptakan alat Bantu untuk tuna netra. Setelah ia buta justru ia jadi bisa mengerti apa keinginan dan kebutuhan orang buta.

Salah seorang editor terbaik dalam sejarah persuratkabaran diAMerikayaitu JosephPulitzeradalah seorang tuna netra. Memang awalnya ia bukan tuna netra tetapi akhirnya terserang penyakit yang membuat penglihatannya hilang.

Apabilaadanaskah masuk ke dia, dia minta dibacakan oleh sekretarisnya dan penulisnya hadir. Apabila naskahnya belum bagus ia berkata, “Buat aku bisa melihat dengan ceritamu!” Jadi naskah yang bisa membuat seorang tuna netra bisa “melihat” pasti akan membuat pembaca yang tidak hadir di tempat kejadian dan tidak melihat kejadiannya menjadi bisa “melihat”.

Ada kisah lain yaitu tentang drummer gruprockDef Leppard. Suatu ketika drummer grup Def Leppard  (Rick Allen) mengalami kecelakaan motor boat yang mengakibatkan sebelah tangannya harus diamputasi. Ia merasa itu adalah kekurangan. Ia berniat mengundurkan diri. Tapi teman-temannya satu grup mencegahnya. “Kita mulai band ini bersama-sama dan kita mengakhirinya pun bersama-sama! Susah senang kita pikul bersama! Mari kita cari jalan keluarnya!”, begitu kira-kira kata-kata teman-temannya.

Akhirnya grup band itu mendisain dan membuat drum yang khusus untuk pemain bertangan 1. Def Leppard pun jalan terus dan menghasilkan banyak hits. Setiap ada konflik dan hampir bubar mereka memikirkan bagaimana kelak nasib drummer mereka yang bertangan 1 dan tidak jadi bubar. Mereka menganggap pertengkaran adalah hal kecil. Ada hal yang lebih besar yaitu mempertahankan eksistensi band mereka.

Ternyata drummer bertangan 1 yang tadinya dianggap titik lemah grup justru sekarang menjadi titik kekuatan yang menjadi sebab tidak bubarnya grup rock ini. Grup ini mengubah kekurangan menjadi kelebihan.

Muhammad Idris Syafii juga ketika menuntut ilmu ia mempunyai kekurangan yaitu miskin dan tidak mampu membeli buku, baik buku pelajaran ataupun buku tulis. Ia sering meminjam catatan temannya 1 malam lalu dihafalnya. Kesokan harinya ia kembalikan. Ia kalau mencatat pelajaran di batu. Sepulang menuntut ilmu ia menghafal pelajaran itu supaya tulisan di batu bisa dihapus untuk dipakai mencatat kembali esok harinya. Ternyata kebiasaan ini tidak sia-sia. Ternyata di kemudian hari ia terkenal sebagai salah seorang ilmuwan yang paling kuat hafalannya. Ia mengubah kekurangan menjadi kelebihan.

Sekarang apakah kita memilih menyerah dengan kekurangan dan kelemahan kita? ATau kita mau mengubah kekurangan menjadi kelebihan, kelemahan menjadi kekuatan?

******

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun