Pertama-tama, ziarah dalam konteks Lebaran menunjukkan rasa hormat dan penghargaan terhadap leluhur. Umat Islam percaya bahwa ziarah merupakan cara untuk memperbarui ikatan dengan leluhur yang telah meninggalkan dunia ini. Dengan mengunjungi makam mereka, umat Islam mengekspresikan rasa terima kasih atas kontribusi dan pengorbanan leluhur mereka, serta memperkuat ikatan spiritual dengan mereka.
Selain itu, ziarah juga merupakan momen refleksi dan introspeksi spiritual. Saat umat Islam mengunjungi makam leluhur mereka, mereka merenungkan makna kehidupan, tujuan mereka di dunia ini, dan bagaimana mereka dapat hidup sesuai dengan ajaran agama.Â
Ziarah memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk berdoa, memohon ampunan, dan memperbarui komitmen mereka untuk menjalani hidup yang bermakna dan bermanfaat bagi sesama.
Selain itu, ziarah dalam perayaan Lebaran juga menguatkan ikatan keluarga dan komunitas. Kegiatan ini seringkali menjadi momen reuni keluarga yang membawa bersamaan generasi muda dan tua untuk mengenang leluhur bersama-sama. Melalui ziarah, ikatan keluarga diperkuat dan tradisi kebersamaan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Secara keseluruhan, ziarah dalam konteks perayaan Lebaran memiliki makna yang sangat dalam dalam kehidupan umat Islam. Ia tidak hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang membawa umat Islam lebih dekat kepada nilai-nilai kehidupan, ikatan dengan leluhur, dan solidaritas dalam komunitas.Â
Dengan merayakan Lebaran melalui ziarah, umat Islam memperkuat hubungan dengan leluhur, memperdalam makna hidup mereka, dan mempererat ikatan keluarga serta komunitas mereka.
Di Tengah rasa senang dan keramaian yang ada pada hari lebaran saya Bersama kakak Perempuan saya menyempatkan untuk ber ziarah ke makam nenek saya yang telah berpulang dua tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 29 Juni 2022. Namun, sebelum saya dan kakak saya menuju ke makam saya dan kakak saya membeli kebutuhan yang diperlukan dalam berziarah yaitu bunga mawar.
Saya dan kakak Perempuan saya ber ziarah ke makam nenek saya yaitu pada sore hari sekitar pukul 16:00 WIB. Saya dan kakak Perempuan saya berangkat dengan jalan kaki, karena jarak rumah dan makam yang dekat dan tidak terlalu jauh.Â
Ketika sudah sampai di makam nenek saya, saya Bersama kakak saya langsung duduk dan membersihkan rumput-rumput kecil yang sudah tubuh disekitar makam nenek saya.
Ditengah aktivitas membersihkan rumput, saya bertanya kepada kakak saya tentang bagaimana perasaan yang dirasakan kakak saya Ketika ditinggal pergi untuk selamanya dari salah satu orang terdekatnya, mengingat kedekatan kakak saya yang sangat dekat dengan nenek saya Ketika masih hidup sehat. Kemudian kakak saya menjawab "yang pasti sedih karena ditinggal salah satu orang terdekat dalam hidupnya, tetapi disisi lain Namanya juga manusia semua pasti akan tiada"