"Setiap kata yang lahir dari mulut kita bisa menjadi pintu menuju kepercayaan, keputusan, dan perubahan hidup orang lain."
Pernah dalam sebuah rapat kerja nasional, seorang yang diedifikasi sebaga expert dalam investigasi, berbicara selama 20 menit di podium. Namun, saat ia selesai, seorang teman di samping kanan saya bertanya serius pada saya: "Mas, sebenarnya, dia ini ngomong apa sih".
Atau, pernahkah Anda sendieri mengalami dan merasa sudah bicara panjang lebar, tapi lawan bicara tetap tak tergugah? Atau ketika Anda presentasi, pitch bisnis, atau memandu acara, audiens hanya mengangguk sopan, tanpa benar-benar tergerak?
Bila itu terjadi, pasti ada sesuatu yang keliru atau salah.
Di situlah seni berbicara berperan. Bicara bukan sekadar merangkai kata, tapi tentang memilih kata yang bisa menembus hati dan pikiran. Inilah yang saya rasakan saat membaca Exactly What To Say: The Magic Words for Influence and Impact karya Phil M. Jones.
Buku ini bukan teori kosong. Ia adalah panduan praktis untuk siapa saja. Mulai pemimpin, MC, influencer, komunikator, guru dan dosen, juru kampanye, entrepreneur, coach, atau trainer. Semua orang yang ingin membuat kata-katanya benar-benar berdampak.
Isi Buku dalam Poin-Poin Praktis
Phil M. Jones merangkum "magic words" yang bisa membuat komunikasi lebih persuasif dan berpengaruh. Berikut beberapa yang paling bagus diulas di buku ini:
"Just Imagine..."
Kata ini mengundang orang membayangkan masa depan yang lebih baik.
Contoh di Indonesia: Seorang MC bisa berkata, "Bayangkan jika malam ini Anda pulang membawa ide baru yang bisa langsung dipraktikkan." Efeknya, audiens lebih terbuka sejak awal.
"How would you feel if...?"
Pertanyaan ini menyentuh sisi emosional, bukan hanya logika.
Dalam coaching misalnya, alih-alih berkata, "Apa target Anda?" coba ubah menjadi, "Bagaimana perasaan Anda jika target itu tercapai bulan ini?" Klien akan lebih terhubung dengan emosinya.
"Most people..."
Teknik ini menciptakan rasa kebersamaan dan mengurangi resistensi.
Dalam penawaran bisnis lokal contohnya, katakan, "Kebanyakan pemilik toko yang saya temui ingin pelanggan mereka kembali lagi dan lagi." Dengan begitu, lawan bicara merasa tidak sendirian.