"Hidup seorang mukmin adalah perjalanan antara rida pada takdir dan tawakkal pada Allah; di situlah hati menemukan ketenangan."
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, keluarganya, sahabatnya, dan segenap pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Rahasia Ketenangan Hati Seorang Mukmin
Seorang muslim yang lurus aqidahnya memahami bahwa seluruh perjalanan hidup manusia berada di bawah kehendak dan takdir Allah Swt. Tidak ada sesuatu pun yang terjadi kecuali dengan izin-Nya. Allah berfirman:
"Tidak ada musibah yang menimpa seseorang, kecuali dengan izin Allah. Siapa pun yang beriman kepada Allah, pasti Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (QS. At-Taghbun, 64: 11)
Ayat ini menegaskan, orang beriman tidak larut dalam kesedihan masa lalu, karena ia yakin semua telah ditetapkan. Ia pun tidak takut menghadapi masa depan, sebab Allah-lah yang memegang kendali.
Jangan Biarkan Masa Lalu Mengikatmu
Pernah ada seorang yang dahulu memiliki banyak harta, namun demi memenuhi kebutuhan keluarga, satu per satu hartanya ia lepaskan. Ketika itu, hatinya terasa berat, sebab benda yang ia cintai terlepas dari genggamannya. Keluh-kesah dan penyesalan pun kerap ia ungkapkan, seakan ia sulit menerima kenyataan. Padahal, seorang mukmin yang yakin pada takdir Allah, akan menenangkan hatinya dengan rida. Bahwa segala yang pergi adalah bagian dari ujian dan hikmah yang Allah tetapkan. Bukankah Allah akan rida, bila hamba-Nya juga rida? Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:Â
"Sesungguhnya besarnya balasan tergantung pada besarnya ujian. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia mengujinya. Barangsiapa ridha, maka baginya keridaan Allah; dan barangsiapa murka, maka baginya kemurkaan Allah." (HR. Tirmidzi, hasan).
Ulama salaf seperti Ibnul Qayyim rahimahullh menjelaskan, kesedihan berlarut-larut adalah penyakit hati yang melemahkan semangat ibadah. Rasulullah Saw bersabda:
"Bersemangatlah terhadap apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah."Â (HR. Muslim no. 2664)