Di sudut ruang, kutatap penuh cinta,
Anakku duduk, berselimut doa.
Lembut bibirnya, lirih bergetar,
Menyetorkan hafalan, penuh sadar.
Wajahnya bening, bercahaya iman,
Al-Qur'an menari di dalam lisan.
Kutahu betapa ia berjuang,
Di fajar sepi, di malam tenang.
Kubisikkan doa di relung hati,
"Ya Allah, jaga hafalan ini.
Jadikan kalam-Mu kuat tertanam,
Menjadi cahaya di setiap zaman."
Dulu ia kecil, belajar mengeja,
Kini Al-Qur'an menghias suaranya.
Ayat demi ayat ia lantunkan,
Di hadapan guru, penuh ketundukan.
Kulihat ia ragu, terdiam sejenak,
Namun hatinya teguh, tak ingin goyah.
Lalu ia lanjut, penuh keyakinan,
Mengulang ayat dengan keikhlasan.
Wahai ananda, teruslah menghafal,
Jangan gentar, jangan ragu.
Murojaah adalah penjaga iman,
Tasmih adalah ujian keteguhan.
Kelak di hari penuh kemuliaan,
Al-Qur'an akan menjadi mahkota,
Untuk ayah dan ibu yang setia,
Mendoakanmu di setiap masa.
Wahai Rabb, bimbing langkahnya,
Jadikan ia penjaga firman-Mu.
Di dunia ia bersinar cahaya,
Di akhirat ia menjadi syafa'atnya.
Anakku sayang, teruskanlah jalan,
Jadilah cahaya di tengah zaman.
Ayah di sini, dalam do'a dan harap,
Menunggu kau tumbuh, dalam rahmat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI