"Smansa kita adalah halaman emas dalam buku kehidupan, tempat kita menanam mimpi, merajut persahabatan, dan membangun karakter. Jadikan setiap langkah setelah ini sebagai bukti bahwa kita pernah bermimpi besar di sini, di rumah kita, dan siap mewujudkannya di dunia yang lebih luas."
Kata-kata itu mengalir seperti sungai yang menyejukkan hati. Seakan-akan setiap inci tanah Smansa adalah ladang tempat kita menanam benih-benih cita-cita dan harapan. Dan kini, dengan setiap langkah yang kita ambil, kita membawa semua pelajaran itu ke dunia yang lebih luas.
Aku terdiam sejenak, menghela napas panjang, ketika dia berjanji, suatu saat nanti, dia akan kembali.
"Aku akan kembali ke Smansa, mencari guru-guru yang pernah mengajarku, dan menikmati setiap sudut keindahan dan kehangatan yang pernah kita rasakan bersama."
Smansa, kau tak hanya sekadar tempat belajar. Kau adalah rumah pertama bagi setiap impian yang kami bawa, tempat di mana kami pertama kali mengenal arti persahabatan yang sejati, tempat di mana kami pertama kali menemukan kekuatan untuk bermimpi besar. Kini, setelah melangkah ke dunia luar, kami membawa segala yang telah kau ajarkan untuk mewarnai dunia dengan cahaya harapan yang terang.
Untuk Smansa, yang selalu ada dalam setiap langkah kami, terima kasih. Cinta kami padamu tak akan pernah pudar. Karena setiap kenangan yang tercipta di sana adalah bagian tak terpisahkan dari hidup kami, selamanya.
Dengan penuh cinta,
Sahabatmu yang jauh
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI