Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Transformative Human Development Coach | Penulis 3 Buku

Agung MSG – 🌱 Transformative Human Development Coach ✨ Mendampingi profesional bertumbuh lewat self-leadership, komunikasi, dan menulis untuk reputasi. 📚 Penulis 3 buku dan 1.400+ artikel inspiratif di Kompasiana dengan konsistensi kualitas yang mendapat sorotan headline dan highlight. 💡 Penggagas HAI Edumain – filosofi belajar dan berkarya dengan hati, akal, dan ilmu. 📧 agungmsg@gmail.com | 🔗 bit.ly/blogagungmsg | 📱 @agungmsg | 📞 +62 813-2045-5598 🔖 #TransformativeCoach #LeadershipWriting #GrowWithAgung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Amalan dan Kemuliaan untuk Meniti Jalan Menuju Ridha Allah

4 November 2024   05:33 Diperbarui: 4 November 2024   07:31 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jagalah hati & ingatlah selalu bahwa kemuliaan sejati ada pada takwa, bukan pujian manusia.|Image: Ilustrator AFM

"Amalan yang diterima adalah rahasia Allah. Tidak ada yang lebih tinggi dari ketakwaan dan keikhlasan dalam beramal. Saat manusia tak melihat kita, penghuni langit mungkin sudah mengenal kita. Tinggikan ruh, perindah niat, karena hanya penilaian Allah yang abadi."

Hidup ini senyatanya sungguh singkat. Namun dalam kehidupan ini, kita kerap bertanya, apa yang menjadikan suatu amalan mulia di sisi Allah? Dalam Al-Qur'an dan hadis, Allah dan Rasul-Nya banyak memberikan petunjuk tentang bagaimana mencapai kemuliaan hakiki, yang jauh dari sekadar pujian manusia atau penghargaan duniawi. Melalui perenungan dan pemahaman yang mendalam, mari kita bersama merenungi keutamaan amal yang ikhlas dan kemuliaan yang sesungguhnya.

1. Allah Menyembunyikan Penerimaan Amalan untuk Menjaga Keikhlasan

Allah SWT, dengan rahmat-Nya yang luas, tidak mengungkapkan apakah suatu amalan diterima atau tidak. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Ma'idah: 27)

Ayat ini mengisyaratkan bahwa amalan yang diterima adalah amalan yang dilandasi ketakwaan. Ketidakpastian mengenai penerimaan amal adalah agar kita tidak sombong atau terlena. Sebaliknya, Allah ingin kita senantiasa bertanya pada diri, apakah amalan yang kita lakukan ini benar-benar ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah? Karena itu, kita terus berada dalam keadaan muhasabah, introspeksi, yang mengarahkan kita pada keikhlasan dalam beramal.

2. Harapan dalam Taubat yang Selalu Terbuka

Saat merasa lemah atau khawatir, Allah membuka pintu taubat agar kita selalu punya kesempatan untuk kembali dan memperbaiki diri. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba-Nya selama ruh belum sampai ke tenggorokan.”
(HR. Tirmidzi)

Allah adalah Al-Ghafur (Maha Pengampun) dan Ar-Rahim (Maha Penyayang). Dalam Al-Qur’an juga disebutkan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun