Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu saja ada satu cara yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berbagi

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menggali Kekuatan Tulisan: Menulis untuk Turut Serta Membangun Peradaban Dunia

22 Februari 2024   06:07 Diperbarui: 22 Februari 2024   06:18 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekuatan kata-kata itu bisa mengubah dunia | Image: ideogram

"Kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mengubah dunia."

Tulisan, dengan segala bentuknya, baik itu berbentuk fiksi, non fiksi, atau pun faksi, memiliki keajaiban dalam mempengaruhi pikiran. Mengubah paradigma, dan bahkan mengubah kehidupan seseorang. Dari sebuah tulisan, orang jadi menyapa hati, menimbang rasa dan berintrospesi. Sadar diri, melakukan pertobatan, hingga tidak jadi bunuh diri, semua berkat sebuah tulisan. Dari sebuah kata pepatah hingga karya sastra epik, kekuatan kata-kata telah menjadi tonggak perubahan dalam sejarah manusia.

Dalam artikel sederhana ini, penulis ingin menyoroti pentingnya tulisan dalam membangun peradaban dunia, dan mengajarkan pentingnya memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan dunia secara luas. Penekanan pada kekuatan tulisan sebagai sarana untuk berpartisipasi dalam pembangunan peradaban menunjukkan bahwa menulis bukan hanya sekadar aktivitas kreatif, tetapi juga sebuah tanggung jawab sosial dan spiritual.

Tulisan itu bisa berupa apa pun. Bisa berupa pepatah, quote, artikel pendek hingga buku tipis pun bisa mempengaruhi jutaan orang untuk bertindak atas nama agama. Atas nama cinta tanah air dan bangsa. Atas nama kemanusiaan. Bahkan atas nama kelompok tertentu dan kepentingan tertentu. Tergantung dari niatan dan isi apa yang akan dituliskan.

Terlepas dari itu semua. Penggunaan imajinasi sebagai karunia Allah untuk menyadarkan atau mengubah orang, haruslah disadari sejak awal.

Tak jarang tulisan menjadi pendorong perubahan yang monumental. Buku tipis seperti "Der Judenstaat" dan karya fiksi "Altneuland" menjadi pemicu lahirnya negara Israel, menandai kekuatan transformasional sebuah ide yang tertuang dalam tulisan. Begitu juga dengan "The Rainbow Troops" (Laskar Pelangi) oleh Andrea Hirata, yang menyentuh jutaan hati dan membuka mata generasi muda Indonesia terhadap realitas sosial.

Novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata telah terjual dalam jumlah yang sangat besar. Meskipun angka penjualan pasti tidak tersedia, tetapi novel ini telah mencapai popularitas yang luar biasa di Indonesia dan mancanegara. Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2005 dan telah menjadi bagian dari "Tetralogi Laskar Pelangi," yang juga mencakup novel "Sang Pemimpi," "Edensor," dan "Maryamah Karpov". Kehidupan 10 anak yang diceritakan dalam novel ini telah menginspirasi banyak orang dan menjadi salah satu karya sastra paling berpengaruh di Indonesia

Bagaimana kita bisa memulai petualangan menulis kita sendiri? Ada berbagai cara untuk melangkah. Mulai dari menulis surat pribadi, mencatat pengalaman dalam jurnal harian, hingga mengekspresikan pemikiran melalui quote atau ringkasan ceramah. Pentingnya adalah untuk mulai menulis tanpa hambatan, tanpa rasa ragu. Biarkan kata-kata mengalir tanpa disunting terlebih dahulu.

Namun, untuk mengasah kemampuan menulis dengan lebih baik, kita bisa memanfaatkan berbagai kursus dan komunitas penulis yang tersedia. Belajar dari praktisi sukses dan bertukar pengalaman dengan sesama penulis dapat memberikan wawasan baru dan inspirasi yang tak terduga.

Intinya, sebagai hamba Allah yang dikaruniai banyak potensi, kita perlu menunjukkan upaya untuk menggali potensi yang ada dalam tulisan. Yaitu yang mencerminkan konsep tazkiyatun nafs (pembersihan jiwa) yang diajarkan dalam Islam untuk meningkatkan kualitas tulisan demi kebaikan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun