Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu saja ada satu cara yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berbagi

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengoptimalkan Hidup dengan Tawakal dan Optimisme: Kunci Sukses dalam Menghadapi Tantangan Hidup

15 Mei 2023   21:02 Diperbarui: 15 Mei 2023   21:07 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tawakal dan Optimisme Itu Mengoptimalkan Hidup | pexels.com/Andrea Piacquadio

"Jika hidup terasa kelam dan abu-abu, jangan biarkan pesimisme merusakmu. Jadilah optimis dan lihatlah keindahan dalam setiap warna kehidupan."

Hidup dan kehidupan ini punya banyak warna. Saat warna abu-abu, hitam dan kelam, tetaplah optimis. Jangan jadi pesimis. Karena, optimisme itu penting, serta banyak dampak dan manfaatnya. Hal yang sama juga berlaku pada pesimisme, dimana dampaknya justru lebih banyak dan merusak.

Optimisme adalah sikap positif dalam menghadapi kehidupan, baik dalam keadaan menguntungkan atau tidak. Hal ini penting karena optimisme memiliki banyak manfaat dan dampak yang positif. Sebaliknya, pesimisme memiliki dampak yang lebih buruk dan merusak.

Optimisme berkaitan dengan kecenderungan untuk melihat sisi positif dari kehidupan, mencari solusi dari masalah, dan memiliki keyakinan yang kuat pada kemampuan diri sendiri. Optimisme juga memandang kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Namun, terlalu banyak berharap pada hasil positif tanpa tindakan yang tepat dapat mengarah pada ketidakrealistisan dan kekecewaan.

Sementara Pesimisme, adalah sikap atau kecenderungan untuk melihat segala sesuatu dengan pandangan negatif atau buruk. Pesimisme berkaitan dengan kecenderungan untuk melihat sisi negatif dari kehidupan, cenderung memandang masalah sebagai hal yang sulit atau tidak dapat diatasi, dan memiliki keyakinan yang rendah pada kemampuan diri sendiri. Pesimisme juga memandang kegagalan sebagai suatu bentuk kepastian yang tak dapat dihindari. Terlalu banyak melihat sisi negatif tanpa mencari solusi dapat mengarah pada ketidakmampuan untuk mengambil tindakan dan meraih kesuksesan.

Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi pesimis, seperti pengalaman masa lalu yang buruk, kurangnya dukungan sosial, gangguan kesehatan mental, kondisi lingkungan yang buruk, atau keterbatasan fisik. Namun, faktor-faktor tersebut tidak selalu menyebabkan seseorang menjadi pesimis, tergantung pada cara mereka menghadapinya.

Optimisme memiliki banyak manfaat dan dampak positif, seperti meningkatkan kesehatan mental dan fisik, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat hubungan sosial. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan antara optimisme yang sehat dan realitas yang ada sangat penting dalam menghadapi kehidupan.

Lebih jauh, pesimisme itu sendiri akan mengundang rasa putus asa, gelisah, takut, risau, sedih, kegagalan, dan dosa. 

 

Optimisme dan Ketenangan dalam Islam: Mengembangkan Perspektif Positif dan Tawakal pada Allah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun