Mohon tunggu...
Agung Dani Ramdani
Agung Dani Ramdani Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah

Fokus saya adalah membangun budaya sekolah sebagai organisasi pembelajar, mengembangkan pendidikan inklusif, serta memberdayakan guru dan siswa melalui pembelajaran berdiferensiasi, program vokasional, dan kolaborasi berkelanjutan. Saya percaya bahwa setiap anak dapat tumbuh optimal dalam ekosistem pendidikan yang humanis dan transformatif.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meneladani Ibu Fatmawati : Dari Jahitan Sang Saka Ke Peran Istri di Zaman Modern

15 Agustus 2025   23:34 Diperbarui: 15 Agustus 2025   23:34 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fatmawati masa Kini (sumber : Ilustrated by Geminiveo3.ai)

MENELADANI IBU FATMAWATI : Dari Jahitan Sang Saka ke Peran Istri di Zaman Modern

by Agung dr.

Sejarah Indonesia mencatat dengan tinta emas sosok Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, yang dengan tangannya sendiri menjahit Bendera Sang Saka Merah Putih. Bendera itu kemudian dikibarkan pada momen bersejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Sekilas, tugas menjahit bendera mungkin terlihat sederhana. Namun, di balik jarum dan benang yang digerakkannya, tersimpan semangat pengorbanan, dedikasi, dan cinta tanah air yang luar biasa. Fatmawati tidak berjuang dengan senjata, namun ia mempersiapkan simbol yang kelak menjadi identitas bangsa. Benderanya menjadi saksi lahirnya Indonesia merdeka.

Peran Fatmawati mengingatkan kita bahwa perjuangan bukan hanya berada di garis depan, tetapi juga di balik layar---dengan dukungan yang tak terlihat namun menentukan.

Peran Istri di Masa Kini: Melanjutkan Semangat yang Sama

Zaman berubah, namun esensi peran istri tetaplah penting. Hari ini, istri bukan hanya pendamping suami, tetapi juga rekan sejajar dalam membangun keluarga dan masyarakat. Seperti Fatmawati, banyak istri masa kini yang mengorbankan kenyamanan pribadi demi mendukung visi besar keluarganya---entah itu dengan mendidik anak, menopang ekonomi, atau menjaga harmoni rumah tangga.

Bedanya, sekarang "jarum dan benang" itu bisa bermakna luas: keahlian memasak untuk keluarga, keterampilan manajemen keuangan rumah tangga, kemampuan bekerja sambil mengurus anak, hingga keberanian berperan aktif di komunitas. Semua itu adalah bentuk "menjahit" masa depan yang kokoh.

Inspirasi yang Tak Lekang Waktu

Dari Ibu Fatmawati kita belajar bahwa:

1. Dukungan kecil bisa berdampak besar -- Bahkan sebuah jahitan sederhana mampu menjadi simbol perjuangan bangsa.
2. Kesetiaan pada tujuan bersama -- Istri yang mendukung perjuangan suami adalah kekuatan moral yang luar biasa.
3. Peran domestik pun penuh makna perjuangan -- Rumah bukan sekadar tempat tinggal, tapi benteng awal membentuk karakter generasi penerus.

Di balik setiap keberhasilan besar, sering ada sosok pendukung yang tak selalu terlihat. Seperti Ibu Fatmawati dengan benderanya, istri masa kini pun terus menjahit mimpi, harapan, dan kekuatan---untuk keluarganya, untuk bangsanya.

Semoga semangat beliau menjadi pengingat, bahwa kontribusi perempuan, sekecil apa pun, bisa menjadi bagian dari sejarah besar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun