Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Berbalik PadaNya, Aku Nahkodanya

6 Maret 2021   10:43 Diperbarui: 6 Maret 2021   10:44 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Teringat pada seorang teman baik yang lama sekali jarang berkomunikasi, tiba-tiba saling berjauhan, berharap mereka berdua masih terikat dalam janji sucinya, untuk membesarkan keduanya.

Sayang kalau ada dendam di hati anak-anak mereka,menjadi korban yang tak berhasil mengikis kebencian diri. Semoga mereka dapat kembali utuh kembali untuk membangun bahtera rumah tangganya. Itu hanya MukjizatMu saja!

Dari kisah ini kemurahan hatiNya, sangat penting untuk menyatukan biduk rumah tangganya, memang sulit ketika banyak perhitungan ekonomis, apabila  dosa harta masih merenggut kehidupan mereka berdua. Memppertahankannya bukan milik bersama. Demi kebutuhan anak-anaknya, di masa depan kelak.  Memang harta duniawai bersifat sementara, tapi bisa menyelamatkan hidupnya, jika mencob kembali tuk berbalik padaNya. Dengan menerima kembali pasangannya, dengan segala dosa dan keselahannya. Bersikap bijaksana dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tidak terjebak pada pihak ketiga, yang semakin menjauhkannya, dari keselamatan bahtera rumah tangganya, yang lupa seperti apa nasib anak-anaknya, anak-anak merupakan asset yang berharga untuk masa depannya, anak merupakan berkat yang sangat berharga, disaat keluarga lain yang sampai 10 tahun belum memiliki anak, sama sekali.

Saya berpiikir bisakah harta yang melimpah bisa memebeli kebahagiaan? Harta duniawi dan uang memang dapat membeli pendidikan dan kehidupan yang baik bagi anak. Akan tetapi peran kedua orang tua, menjadi cahaya yang indah agar harapan di masa depan tak semakin kelabu di telan dunia yang semakin berkembang dan cepat untuk berubah. Tergilas oleh keindahan dunia yang sifat sementara saja dalam mencapai kebahagiaan. Keluarga adalah tempat anak-anak menerima pewartaan pertama mengenai iman. satu persekutuan rahmat dan doa, satu sekolah untuk membina kebajikan-kebajikan manusia dan cinta kasih Teristimewa untuk anak-anak kecil, doa sehari-hari dalam keluarga adalah kesaksian pertama untuk ingatan persekutuan  yang hidup, yang dibangkitkan dengan penuh kesabaran oleh Roh Kudus.

Rasanya warisan kita dalam membina bahtera rumah tangga, keluarga yang utuh, dipertahankan berdua yang menjadi satu membangunnya dengan susah payah, jangan sampai karena benih kebencian, mementingkan diri sendiri,  lupa pada sang pencipta, menyesal ketika telah terjadi dan mungkin tak bisa bersatu kembali...

Jika itu terjadi jangan lupakan anak-anakmu, yang menjadi korban, karena anak-anakmu masih membutuhkan perlindungan darimu. Dan kasih sayang yang melimpah, bahwa orang tua adalah rumah untuk tempat curhat, tempat untuk berbalik padaNya, meski martabatnya kita rendahkan di hadapan orang lain, tempat untuk membangun masa depan anak agar kelak mampu mengembangkan harta kita, membahagiakan kita dan menjunjung martabat orangtuanya.

Maka waktu untuk sadar diri bahwa kita manusia yang tempatnya kesalahan, rasa tak berdaya,, banyak berbuat dosa, sering menghujat Allah, tak mencintainya dengan sepenuh hati karena bunga yang lain lebih indah atau kumbang yang lain lebih mempesona,

Mengakui keberdosaan kita berarti tidak mengumbar kejelekan pasangan sendiri dalam status social media misalnya WhatApps, fecebook, dsb. Itu menjadi musibah besar dalam rumahtangga kita untuk berbalik padaNya.

mencari rekonsiliasi dengan Tuhan dengan bangkit dari keterpurukan hidup,meskipun  dalam hidup berkelimpahanharta  tapi masih jauh di hadapanNya dan tak bahagia. 

Kembali lagi berbalik padaNya memang tidak mudah, mulailah dari detik ini untuk mengikis keangkuhan diri, keegoismean diri harus di kikis kalau telah berkeluarga, ingat pasanganmu juga bagian dari dirimu, bukan orang lain yang selalu kau benci. 

Anak-anakmu itu seperti lentera bagi kebahagiaan keluarga, yang kelak akan membawa kita masuk dlam surge merawat kita hingga tutup usia, tuk berbalik padaNya di Surganya yang mulia. Dan persembahan terakhir di dunia ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun