Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Kompasianer

Kompasianer of The Year 2019 | Part of Commate KCI '22 - Now | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kompasianer dalam Rembug Provinsi DKI Jakarta

26 November 2014   05:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:50 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_378257" align="aligncenter" width="598" caption="dokpri"][/caption]

Selasa(25/11) beberapa kompasiner berkesempatan hadir dalam sebuah acara, masing masing dengan selembar undangan resmi telah ditangan. Bertempat di Hotel Oasis Amir di daerah Senen jakarta Timur, diselenggarakan "Public Hearing Rembug Provinsi Tahun 2014. Acara ini diprakarsai Kantor Gubernur Provinsi DKI Jakarta, membahas kesiapan jakarta menghadapi MEA dan AFTA 2015.

Narasumber yang dihadirkan cukup kredibel, pada kesempatan kali ini mengambil 3 prespektif. Pariwisata dan Industri Kreatif menghadapi MEA 2015 oleh Agung B Waluyo, PHD beliau Direktur Entrepreneurship Lab Indonesia. Pembicara kedua Prof DR. Azhari A. Samudra dengan tema "Asean Free Trade Area Landasan Pacu masyarakat Ekonomi Asean 2015 dan Peran Strategis Jakarta" beliau adalah Guru Besar Kebijakkan Publik, Staf Pengajar FISIP UI dan Universitas Krisnadwipayana. Pemateri terakhir adalah Candra Gautama senior editor Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) dengan tema "Industri Kreatif; Ujung Tombak Menghadapi MEA dan Afta"

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan Asean Free Trade Area (AFTA) pada 2015, bagai membuka sekatyang selama ini seolah olah ada di market negara dalam kawasan Asean.Negara negara yang berada di kawasan Asean akan leluasa, setiap warganya bisa bertransaksi dengan lebih efisien dan praktis. Dunia bagaikan ada di ujung jari jemari, sebegitu dekat dan sempitnya dunia.

****

[caption id="attachment_378258" align="aligncenter" width="600" caption="(Ki-Ka) moderator, Azhari A.S, Agung B. W, Candra G (dokpri)"]

14169295981299875398
14169295981299875398
[/caption]

Hampir semua pembicara (selain 3 narsum) yang memaparkan pemikirannya, sepakat bahwa industri kreatif yang bakal tahan gempuran. Pada industri ini ide kreatif menjadi ujung tombak, untuk menciptakan kemasan yang bakal diminati konsumen. Pada industri kreatiflah yang dipadang paling siap menghadapi pasar bebas Asean 2015

Para pelaku industri kreatif bisa tumbuh di berbagai bidang, seperti periklanan, arsitektur, kerajinan, design, fashion, musik, seni pertunjukkan, televisi, radio, riset dan pengembangan, seta banyak yang lainnya.

[caption id="attachment_378261" align="aligncenter" width="582" caption="Peserta Rembug Provinsi (dokpri)"]

1416929900886109882
1416929900886109882
[/caption]

Dari sektor pariwisata perlu menjadi prioritas perhatian, mengingat turisme adalah senjata ampuh membawa uang (baca devisa) ke Jakarta. Kedatangan turisme tentu membawa dampak, kalau dilihat dari sisi positif sektor entrepreneurship akan menggeliat. Yang tak kasat mata adalah terciptanya lapangan kerja, khusunya bagi generasi muda atau angkatan kerja di Jakarta. Turis yang datang akan memerlukan penginapan, makanan dan sarana transportasi. Kondisi ini tentu mendorong terciptanya usaha baru, sepeti pembuatan pernak pernik atau souvenir khas ibukota. Otomatis menghidupkan partisiasi berbagai sektor dalam pengembangan pasar ekonomi, tentu yang berkesinambungan dengan sektor pariwisata.

Sebuah kota akan menjadi tempat tujuan wisata, jika stabil dalam ekonomi, sosial, kultural, politik, ekologi. MEA atau AFTA 2015 tentu membawa konsekwensi, berupa pasar bebas, migrasi pekerja dalam jumlah besar, segemen pasar membesar, dan konsekuensi lainnya.

[caption id="attachment_378259" align="aligncenter" width="587" caption="Agung B.Waluyo (dokpri)"]

141692972752048518
141692972752048518
[/caption]

Sebuah ungkapan menarik dari pembicara pertama (Agung B. Waluyo), beliau mencuplik kalimat sakti dari Einstein. "Kita tidak bisa menemukan solusi dengan cara berpikir yang sama yang kita gunakan untuk menciptakan masalah".

Prof. Dr. Azhari A. Samudra mengajak seluruh komponen di Ibukota, untuk menanamkan semangat bahwa pusat ekonomi bukan di Singapore atau Kuala Lumpur tapi di Jakarta. Kemudian mengajak memperhatikan market size, people size, density, semua adalah pasar belum memiliki produsen dan kita yang bakal mengisi. Mengubah mindset pejabat dan rakyat DKI agar bangga menjadi warga Jakarta melalui kemandirian.

Setiap warga Jakarta perlu meningkatkan mutu kualitas personal, supaya semua pihak dapat berkompetisi secara aktif bukan hanya sebagai penonton. Para pelaku usaha mampu melahirkan gagasan kewirausahaan yang kreatif dan inovatif, sehingga dapat meningkatkan sektor ekonomi indonesia secara universal.

Pembicara terakhir Candra Gautama menyoroti pada tindak lanjut yang musti segera dilakukan. Pada sektor kuliner diperlukan dukungan pemerintah, agar iklim usaha menjadi kondusif. Pada sektor seni pertunjukkan baik tradisi maupun kontemporer musti dikreasikan, dikembangkan, dipromosikan, dan dibentuk komunitas menuju kemandirian. Kalau mau jujur kemampuan SDM pelaku industri seni kita tak kalah dengan seniman kelas dunia lainnya.

[caption id="attachment_378260" align="aligncenter" width="585" caption="Kompasianers (dokpri)"]

14169298181151291202
14169298181151291202
[/caption]

Rembug provinsi kali ini dihadiri sekitar 250 peserta dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari dinas dan instansi terkait, ormas dan Kompasianers masuk kategori warga aktif yang kritis. Betapa sesungguhnya sekecil apapun pemikiran akan menjadi berguna apabila disuarakan, dan syukur syukur pemikiran kita sebagai warga didengar apalagi diaplikasikan menjadi kebijakkan publik. Salam kompasiana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun