Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Kompasianer

Kompasianer of The Year 2019 | Part of Commate KCI '22 - Now | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Pertengkaran Suami Istri Seharusnya Tidak Satu Pihak yang Menang

30 September 2025   10:57 Diperbarui: 30 September 2025   13:40 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar milik cahayanabawi.net

Dua dasawarsa berumah tangga, saya sudah merasakan aneka gejolak di dalamnya. Pada satu dua tahun pertama pernikahan, adalah masa adaptasi butuh effort lebih. Kami pasangan muda masih labil, berpindah kuadran dari sendiri menjadi bersama.

Ego saya pun istri bisa meluap, ketika mendapati salah satu bersikap tak sesuai keinginan. Ada saat saya suami yang mau didengarkan, di lain waktu ganti istri yang maunya dituruti. Naik turun ego sangatlah terasa, pada tahun awal berumah tangga.

Konon lima tahun masa berat, saya mengamini. Meski sebenarnya, pada lima tahun ke atas ujian cobaan tak kalah menantang. Pengalaman saya, bahwa di setiap fase rumah tangga memiliki ujian yang tidak ringan.

Tetap menuntut suami istri mustri, me-refresh hubungan agar harmonis dan bisa bertahan. Karena faktanya ada, pasangan berpisah setelah puluhan tahun menikah.

So, jangan merasa di level aman. Bahkan setelah melewati, berpuluh- puluh tahun pernikahan. Konflik sangat bisa terjadi, di level pernikahan manapun. Tetapi pertengkaran suami istri seharunya tidak satu pihak yang menang.

Pertengkaran Suami Istri Seharusnya Tidak Satu Pihak yang Menang

gambar milik cahayanabawi.net
gambar milik cahayanabawi.net

Sebuah konten bagus, saat itu lewat di beranda medsos saya. Akun medsos tersebut, postingannya spesifik dan fokus soal rumah tangga. Konten yang saya simak saat itu, membahas tiga hal yang perlu diingat saat suami istri sedang marah.

Pertama, musuh kita bukan pasangan tapi ego. Kedua, suami istri adalah dua pribadi saling menyayangi jangan malah saling melukai. Ketiga bahwa pemenangnya bukan yang bisa membuktikan dia benar, tapi yang bisa meredakan ego.

Saking mengenanya konten ini, saya memutar berulang-ulang. Merenungi yang disampaikan, sekaligus membenarkan menyepakati. Bahwa pertengkaran suami istri diadakan semesta, seharusnya mengantarkan manfaat.

Seorang istri yang kalah berargumen, tetap tidak bisa menyimpan kecewa atau sedih. Demikian juga sebaliknya, meski suami terbukti salah jangan sampai direndahkan. Maka pertengkaran, jangan membuat suami istri menjadi berbeda. jangalah pertengkaran, menyebabkan suami istri menyakiti satu sama lain.

Pertengkaran suami istri, memang diibaratkan bumbu rumah tangga. Tetapi adu argumen yang memperpanjang masalah, pasti banyak mudhorot daripada manfaat. Pertengkaran yang tak dihentikan, membuat istri sewot dan suami enggan pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun