"Kenapa orang yang obesitas, susah banget diomongin supaya kurus?"
Kalimat tanya ini, saya dapati di sebuah konten di medsos dari akun @rob***_sid***ta. Dan kenyataannya memang demikian, saya pernah mengalami dan berada di posisi ini. Saya sangat membenarkan, betapa ngeyelnya diri ini saat itu.
Btw, si pemilik konten adalah pelaku diet, sedang giat- giatnya melunturkan lemak di tubuhnya. Menurut pengakuannya, sebelum diet bobotnya 150 kg. Saya percaya setelah melihat foto sebelum diet, yang jauh berbeda dangan pengonten saat di video.
Dan di vt sedang ditayangkan, berdasarkan pengalaman pribadi. Bahwa orang obesitas yang susah dinasehati, ibaratnya orang yang sedang egois-egoisnya alias ngeyelan. Dirinya merasa baik- baik saja, tidak ada keluhan meski bobotnya di angka banyak.
Dalam dirinya denial, bahwa kegemukannya tidak merugikan siapapun. Padahal kalau dia sadar, dirinya sedang menuju masalah besar. Masalah yang akibatnya tidak enteng, dan baru dirasakan di kemudian hari.
Saya sama sekali tidak membantah, bahkan membenarkan isi konten tersebut. Ketika BB diangka nyaris satu kuintal, segala petuah tak ada mempan. Saya pengeyel garis keras, kalau dinasehati bebalnya minta ampun.
Di benak seperti mau membuktikan, bahwa meski gemuk bisa tetap sehat. Pendapat --gemuk tetap sehat---yang di kemudian hari saya sesali. Pendapat yang mencari pembenaran, atas kekeliruan yang diperbuat oleh diri sendiri.
Kemudian saya sadar, bahwa pendapat "gemuk tapi sehat" sangat tidak make sense. Karena tubuh gemuk, biasanya disebabkan oleh kebiasaan tidak sehat.
Makan berlebihan tidak pilah pilih asupan, malas bergerak karena badan berat. Hal demikian dilakukan saban hari, berbulan- bulan bertahan- tahun lamanya. So, alasan gemuk tapi sehat, ada di bagian mana?
Di akhir konten pendek tersebut, saya menemukan kalimat hook dari pemilik akun. "Obesitas yang pertama disakiti adalah diri sendiri".