Kompasiana nantang Kompasianer war takjil? Kalau saya, ya ayo saja !
Seru pastinya, berburu makanan pembatal puasa. Berangkat ke lokasi saat langit mulai redup, meskipun perut kosong tidak bakal terasa.
Suasana berburu takjil memang selalu ngangenin, membuat bulan suci Ramadan terasa semarak. Sore yang sangat dinantikan, karena sebentar lagi waktu berbuka segera tiba.
Dan untuk bapak-bapak seusia saya, tetap saja pilah pilih jenis takjil. Favorit saya adalah olahan yang direbus atau ungkep, seperti siomay, jajanan tradisional gethuk, jongkong, cenil dan semacamnya.
Kalau untuk jenis minuman, saya suka membeli kelapa muda murni -- tanpa sirup. Manisnya alami, sesampai di rumah disimpan kulkas. Kalau buah saya suka semangka, kandungan airnya yang segar sangat rekomended untuk berbuka.
Tradisi berburu takjil memang mengasyikan, sampai memantik teman- teman nonis -- non islam---turut serta. Saya sama sekali tidak keberatan, siapa tahu menjadi jalan mereka meraih hidayah, kan- aamiin.
Di arena berburu takjil, kita bisa menyaksikan penjual yang berjajar panjang. Masing-masing menjajakan dagangannya, yaitu makanan khas pembatal puasa. Seperti kolak, bubur sumsum, kue pancong, aneka gorengan, jajanan tradisional dan lain sebagainya.
Suasana sangat hectic tapi seru dan syahdu, menghadirkan perasaan yang menakjubkan. Pokoknya saya siap setiap saat, meramaikan arena war takjil.
-----