Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melunturkan Ego dengan Menikah

26 September 2022   14:52 Diperbarui: 26 September 2022   15:11 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maka setelah menikah, tidak lagi sebebas itu.

Dan penyesuaian di awal pernikahan, adalah sebuah keniscayaan. Masa-masa, yang memungkinkan terjadi culture shock.  Mendapati kejutan- kejuatan yang menuntutnya 'give and take'. Bahkan suami dan atau istri, musti siap give tanpa syarat.

Sungguh, di tahapan ini adalah kelas belajar berumah tangga dibukakan. Bagaimana mengelola peselisihan, untuk hal kecil soal beda adat Bagaimana mencoba mengalah, untuk hal sekiranya tidak terlalu urgen. Dari pembelajaran dimulai hal-hal kecil di keseharian, perlahan-lahan membentuk sikap menerima.

Dok pribadi
Dok pribadi

Melunturkan Ego dengan Menikah

Saya sangat sepakat, bahwa menikah adalah ajang untuk berlatih melunturkan ego. Karena kita akan menghadapi fakta, bahwa pasangan kita adalah bukan kita. Karenanya akan banyak perbedaan, dan hal-hal tidak ideal lainnya. Tetapi dari yang tidak mengenakan, justri menjadi peluang memahami satu dengan lainnya.

Dan saya sangat meyakini, bahwa berbeda bisa alasan saling menguatkan. Ibarat mur dan baut yang keduanya memiliki tampilan tak sama, tetapi kesatuan keduanya akan menampilkan kemanfaatan dan kekuatan.

Menikah akan mementahkan ide, bahwa kita akan cocok dengan orang yang banyak persamaan. Akan menggantikan padangan baru, bahwa ada sabda tentang takdir. Salah satunya takdir pasangan, adalah jodoh terbaik yang diberikan kehidupan.

Seberapapun perbedaan setiap pasangan, misi yang pasti adalah menumbuhkan sikap saling melengkapi. Kemudian puncak dari semua sikap menyesuaikan dan melengkapi, menjadikan diri sebagai pribadi yang menerima atau kata lain dari legowo.

Pada tataran 'menerima' inilah, berarti seseorang telah sampai pada sikap dewasa. Sebuah fase yang ego sebegitu mudahnya luntur, yang ada bukan lagi tentang diri tetapi kita (suami istri).

---

Dok pribadi
Dok pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun