Teman-teman, kita berada di masa serba tak mengenakkan. Kita semua merasakan dampaknya, tak pandang strata pun usia.
Sektor ekonomi terseok, banyak usaha kecil sampai perusahaan raksasa gulung tikar. Pemutusan hubungan kerja terjadi di mana-mana, benar-benar butuh strategi dan upaya ekstra untuk bisa bertahan.
Kesehatan menjadi harta tak ternilai harga, di medsos berseliweran kabar menyedihkan. Sementara Rumah Sakit overload kapasitas, tenaga kesehatan sampai kewalahan.
Tetapi bahwa manusia adalah makhluk adaptif, bahwa akal pekerti  menuntun untuk tetap survive.
Manusia dengan akalnya, diciptakan sebagai makhluk mulia. Maka privilage luar biasa ini, tak boleh kita kesampingkan tak boleh disia-siakan.
Sunatullah menempatkan manusia, sebagai pemakmur bumi. Keberadaannya sangat diperhitungkan, agar semesta terkelola dengan sedemikian baiknya.
Mari membuka mata lebih lebar, bahwa di setiap keadaan niscaya terbuka kesempatan baru. Tentang perspektif kehidupan, yang menuntun diri untuk bersikap lebih bijak.
Kesempatan memupuk keyakinan sedang berlangsung, bahwa di ujung lorong gelap akan ada setitik cahaya menerangi.
------
Menjadi Kompasianer,  membuka  pintu kesempatan dan ruang pertemanan tak terbatas. Berteman dengan sesama Kompasianer yang kerap bersua secara langsung, maupun yang kenal via medsos.