Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menu Berbuka Tak Biasa di Rumah Kami

26 April 2021   21:03 Diperbarui: 26 April 2021   21:19 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadan terhitung masuk pekan kedua, seharusnya tahap dihadapi sudah berbeda. Puasa  sudah bukan tentang lapar dan haus,  tetapi menjadi bagian dari keseharian. Tak ada salahnya, menu berbuka disiapkan cara berbeda. Agar ada penyegaran, menjadi cara mengapresiasi diri dan orang tersayang.

Menyiapkan menu berbuka di rumah, sebenarnya memberi banyak keuntungan. Selain bisa berkreasi sesuai selera, ternyata bisa menghemat pengeluaran. Seperti menu berbuka senin sore di rumah kami, istri menyiapkan puding kelapa.

Hari ini adalah hari pertama, istri membuat puding kelapa. Menu sedang ngehits, sering saya lihat berseliweran di medsos. Saking ngetopnya, beberapa teman menjual puding kelapa buatannya.

Apalagi bahan yang dibutuhkan cukup sederhana, bisa dibeli di warung-warung dekat rumah. Harganya bahan juga tidak terlalu mahal, malahan sangat terjangkau dompet saya.   

-------

Bulan suci bebarengan dengan pandemi, membawa hikmah tak terperi. Kita orangtua dituntut kreatif, menjaga semangat anak shaum tetap terjaga. Kebetulan gadis kecil saya di rumah, tidak terlalu repot menyoal makanan.

Makanan apa yang disiapkan ibunya disantap, cara berbuka cukup tertib yaitu tidak langsung makan besar  begitu terdengar adzan maghrib.

Saya sendiri tengah berusaha keras, menjadikan bulan Ramadan tahun ini lebih bermakna. Dengan menjaga ibadah wajib di awal waktu, kemudian menambah dengan ibadah sunah. Mengikuti kajian online dan atau offline, tema-tema terkait syariat guna menambah keimanan.

Menyoal kegiatan makan dan minum, Baginda Nabi adalah teladan paling sempurna. Beliau makan hanya secukupnya saja, ruang dilambung dibagi tiga yaitu sepertiga untuk makan (padat), sepertiganya minuman (cair) dan sisa sepertiganya udara (gas).

Coba kalau setiap kita bersedia makan secukupnya (baca ; tidak berlebih/ rakus), niscaya fisik akan menjadi sehat dan lebih fit. Karena datangnya penyakit, salah satunya disebabkan asupan yang masuk ke tubuh.

Di separuh jalan bulan puasa ini, setidaknya lambung tidak lagi bega saat sholat maghrib. Bahkan saya pernah tidak makan nasi di jam berbuka hingga jelang tidur, baru waktu sahur saya makan nasi dengan porsi secukupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun