Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Ada empat diantara kebahagiaan : pasangan yang baik (shalih/ salihah), tempat tinggal yang luas, tetangga yang shalih (baik), dan kendaraan yang nyaman. Ada empat kesengsaraan: tetangga yang buruk, pasangan  yang buruk, rumah yang sempit, dan kendaraan yang buruk".
Permulaan yang baik ini terpertahankan sampai sekarang, saya dan istri tak enggan membalas. Kalau di rumah sedang masak, maka istri melebihkan untuk tetangga. Pun kalau kami pulang dari bepergian, buah tangan tanda kedekatan menjadi hadiah.
Modal menjadi tetangga baik tak musti mahal, coba hitung berapa harga segelas teh perkenalan kala itu---murah kan. Kemudian kalau istri mengantar sepiring mie rebus, seporsi tidak sampai duapuluh ribu. Kalau pulang kampung saya belikan jajanan khas, harganya juga tidak seberapa. Tetapi dampaknya sangatlah baik, terutama untuk jangka panjang.
Lalu bagaimana kalau tetangga yang dipunya saat ini menyebalkan? Biarlah orang lain beradda di posisi tersebut, yang penting kita jangan.
Semoga bermanfaat.