Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dicomblangi, Cara Unik Menemukan Tambatan Hati

3 Oktober 2019   09:29 Diperbarui: 3 Oktober 2019   09:55 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasianers, mungkin ada yang pernah, membaca novel "Perempuan Suci" yang ditulis Qaisra Shahras. Novel peraih Jubilee Award 2002 ini, mengangkat kisah cinta yang cukup rumit berlatar adat di Sindu Pakistan.  Tentang sebuah pengabdian luar biasa, seorang anak perempuan yang pasrah dengan pilihan sang ayah.

Di tengah keseruan kisah novel ini, ada satu karakter menarik perhatian saya. Yaitu seorang perempuan, yang sangat pintar merangkai kata-kata dan menyusun strategi. 

Konon atas keahlian khusus ini, banyak orang sekitarnya yang meminta bantuan untuk dicarikan jodoh alias dicomblangi. Dan kalau proses sang comblang berhasil, tentu ada kesepakatan pemberian pundi-pundi.

Setelah membaca noval ini saya baru ngeh, ternyata comblang bisa dijadikan profesi sebagai lahan meraup rejeki. Masih di novel ini, terkesan bahwa mencari jodoh dengan cara comblang sangat wajar.

Sementara kita di sini, ada kecenderungan masih tergolong malu-malu (mungkin tepatnya ada rasa gengsi) untuk minta dicomblangi. "Gue, apa sudah gak sebegitu lakunya, sampai minta dicomblangi" ujar seorang teman suatu saat.  

Tak dipungkiri, masih ada anggapan bahwa orang yang dicomblangi, dianggap tidak bisa mencari jodohnya sendiri. Pendapat ini bisa dibilang wajar saja, tetapi ada baiknya kita melihat masalah sesuai dengan situasi dan kondisi.

aksuku.com
aksuku.com
----

Kompasianer  pasti sepakat, bahwa menemukan belahan jiwa butuh effort yang tak bisa ditakar lagi. Siapapun yang hendak mengambil hati orang lain, resikonya harus rela dan berani menempuh jalan perjuangan.

Ada yang diuji dengan kesabaran, rela melewati waktu yang lama untuk bersua orang yang dicinta. Ada yang musti gentar, menghadapi penolakan demi penolakan sebelum akhirnya (orang yang sama) menerima. Ada juga yang musti tebal telinga, karena disindir dan dinyinyir orang sekitar untuk alasan sudah umur tapi belum menikah.

Setiap orang punya jalan sendiri sendiri, tapi kita harus belajar untuk tetap berpikir positif. Bahwa apa yang didapatkan dengan penuh perjuangan, maka hasilnya akan disayang-sayang dan dipertahankan sekuat tenaga.

Bahwa perjuangan menemukan pasangan hidup, ibarat bukti kesungguhan seseorang yang ingin menggapai pengharapan. Maka tak elok jika mudah menyerah, karena setiap usaha (cepat atau lambat) akan menemui hasilnya. Tergantung kualitas dikerahkan, lazimnya hasil didapat berbanding lurus dengan usaha yang dikerahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun