Ujian akan terasa, ketika anak yang masih bayi terkena sakit. Berdua ayah dan ibu muda tampak kusut dan suntuk, berbagi tugas menggendong dan berjaga di waktu malam. Sedih sekali, apabila anak disayangi menangis kesakitan tetapi tidak bisa mengatakan di mana letak ketidaknyamanan. Dulu, saya benar-benar sampai merelakan diri, kalau perlu sakit itu (dialami anak) dipindahkan biar saya yang merasakan.
Pada titik ini, saya baru merasakan dalamnya sayang orangtua pada anak. Sampai-sampai rela melakukan apapun, demi buah hati yang dicintai. Sekaligus, saya ingat wajah ayah dan ibu, sembari membayangkan perngorbanan yang telah dilakukan.
Masa berumah tangga ada tahapan-tahapannya, konon (kata orang) pada satu tahun pertama masa senang sekaligus penyesuaian. Nah senang di bulan madu, akan berangsur secara perlahan terbuka "borok" pasangan.
Namanya hidup bersama dan bertemu setiap hari, kebiasaan baik dan buruk terbuka satu persatu, suami dan atau istri otomatis tidak bisa menutupi. Masa adaptasi yang disertai rasa penerimaaan, dikuatkan dengan kehadiran buah hati, sehingga mengeratkan hubungan suami istri.
Begitu seterusnya dan seterusnya, setiap tahapan perkawinan punya tantangan tersendiri. Ketika sudah punya rumah sendiri, kemudian membahu dan berhemat membayar cicilannya. Kemudian anak mulai besar, mencarikan sekolah yang bagus tapi sesuai kemampuan dan seterusnya dan seterusnya.
Tetapi percayalah, setiap permasalahan yang dihadirkan dalam sebuah rumah tangga, tidak ada maksud lain dari kehidupan, selain menguatkan hubungan suami istri. Idealnya semakin banyak tantangan dilalui bersama, maka hubungan keduanya semakin erat dan kokoh. Ibarat semen yang menjadi bahan cor, akan dicampur batu kerikil dan rangka besi, yang membuat tiang itu teguh dan gagah.
Banyak Alasan Suami Istri untuk Selalu Harmonis
Memutar balik setiap kejadian yang pernah dialami bersama, mustahil kalau tidak bertumbuh rasa haru yang mendalam. Bagi yang sudah puluhan tahun menikah, mengenang masa awal menikah pasti membuat kerasnya hati berubah lembut dan sentimentil.
Mengingat-ingat saat calon suami berjuang mendapatkan hati orang dicintai, kemudian memberanikan diri di hadapan orangtua untuk meminang, berikutnya mempersiapkan hari dan tanggal pernikahan, tinggal bersama di rumah kontrakan, serunya berburu perabot, setelah itu istri dinyatakan positif hamil dan ngidam, tak urung membuat dua bola mata mendadak basah.