Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Maaf Ibu, Bukannya Aku Tidak Mau Mudik!

23 Mei 2019   14:10 Diperbarui: 23 Mei 2019   14:44 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbeda dengan sikap sang ibu, meskipun rasa sayangnya tidak terbantahkan, tetapi terlalu frontal mendesak bungsunya lekas menikah. "Memangnya, yang kamu  pilih itu yang kayak apa, ingat umurmu" Omelan ibu memang terkesan menyebalkan, tapi hanafi masih bisa memaklumi.

Sengomel-ngomelnya Ibu, masih bisa menempatkan diri dan situasi, bias bisa 'khutbah' panjang kepada Hanafi, ketika rumah sedang sepi alias tidak ada orang lain. Artinya, Hanafi tidak perlu menanggung malu di hadapan orang banyak.

Tetapi, bagaimana dengan satu saudara sepupu dan seorang bulek jauh, yang sering tak pandang tempat dan situasi, bertanya tanpa tedeng aling-aling.  "Kamu itu, tabungan ada, bisa pergi kemana-mana, terus kerja keras gitu buat siapa, kalau istri tidak ada" kalimat ini disambut Grrr seisi ruangan.

Meskipun kalimat diucapkan dengan bercanda, tetapi pilihan kalimatnya seperti ada yang menyayat perasaan. Entahlah, apa alasan di balik sikap saudara sepupu dan bulek ini, sepertinya tersirat perasaan kurang suka, padahal sependek ingatan, Hanafi tidak pernah berlaku salah.

-------

"Ya, Alloh, perkenankan hamba, menjadi golongan orang yang beruntung, golongan orang yang menanti fitri dan berkesempatan menyucikan diri," Hanafi merapal doa selepas sholat tengah malam.

Ramadan bulan penuh berkah, saat pahala akan dilipat gandakan, ketika doa yang bersungguh-sungguh, insyaallah diijabah. Hanafi menghunjamkan keyakinan itu, bahwa di bulan suci adalah saat paling tepat mendekatkan diri kepada Illahi.

ilustrasi-dokpri
ilustrasi-dokpri
Sejak hari pertama masuk puasa, Hanafi menjaga sholat fardu dikerjakan di awal waktu dan berjamaah di masjid. Ibadah sunnah juga diitambahkan, mulai dari sholat malam, sholat duha, sholat taraweh yang hukumnya sunat muakad dan sholat sunah yang mengikuti sholat wajib tak luput dikerjakan.

Target khatam Quran selama sebulan, dengan tekun dijalani, di setiap kesempatan ada waktu lengang dipakai mengaji satu hari satu juz atau akrab dengan sebutan 'One day One Juz.' Hatinya yang semula galau, sedikit demi sedikit menjadi agak tenang dan lapang, tetapi niat membeli tiket mudik masih enggan juga dilaksanakan.

Sementara Ramadan sampai dipertengahan, tanda-tanda pulang kampung masih sebatas wacana. Meskipun secara diam-siam,  sebenarnya Hanafi sudah mengemasi baju dan hendak dimasukkan koper. Tetapi tetap tidak bisa dipungkiri, bahwa hatinya masih separuh bimbang.

-------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun