Sepanjang hari di lebaran pertama, kami habiskan sowan ke keluarga dekat di beda kampung. Selain kami berkunjung ke rumah orang dituakan, di rumah ibu juga menerima kunjungan balik. Anak dari pakde bude, bergantian datang untuk silaturahmi.
Pada kunjungan antar keluarga sedarah ini, tak bosan ibu menjelaskan silsilah keluarga. Bagaimana garis darah, Â hubungan dengan orang yang dikunjungi atau mengunjungi kami.Â
Lebaran hari pertama, berlangsung sampai malam hari. Saudara jauh berdatangan, mengahturkan sungkem pada ibu tanda penghormatan. Ibu saya yang anak mbarep, didatangi adik-adiknya yang sudah bercucu.
Pada hari lebaran kedua, dilanjutkan dengan beranjang sana dengan saudara dekat. Pakde bude dari garis ibu saya, kebetulan tinggal di desa yang sama dalam satu RT. Suka cita mewarnai ajang kunjung mengunjungi, berbagi kisah dengan saudara segaris keturunan.
Setelah keluarga terdekat disambangi, sepanjang perjalanan mampir di rumah tetangga. Bersua dengan teman SD, SMP yang masing-masing sudah beranak pinak. Ah, indahnya bersua dengan teman dari masa lalu. kami yang sudah terpisah jarak dan waktu, mengenang jejak yang pernah sama-sama ditorehkan.
Saya yakin, setiap daerah akan beda tradisi merayakan lebaran. Seperti suasana di prumahan ibu mertua, jauh bebeda dengan suasana di kampung halaman saya. Seperti kata pepatah, 'Lain ladang Lain Belalang, Lain Lubuk Lain Ikannya.'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H