"Hiiiiih, Kamu Nakal Ya", suara ibu mehanan emosi.
Kalimat diucapkan terdengar dengan suara gemas, bibir terbuka tapi tiidak bergerak, hanya suara keluar dari sela gigi rahang atas dan rahang bawah yang sedang beradu. Tekanan suara terkesan ditahan, dengan harapan tidak terdengar orang di sekitarnya.
Pada satu minggu pagi, di sebuah sudut taman Kota yang ramai. Saat orang sedang berolah raga, sebagian membawa anak bermain di bawah rerimbunan hijau daun.
Saya sedang pemanasan sebelum jogging, supaya kaki tidak keselo dan otot tidak kram. Tiba-tiba mendengar kalimat kurang mengenakkan, sekilas menoleh pada sumber suara.
Mungkin Kompasianers, pernah mengalami hal yang sama, mendengar kata tidak pantas diucapkan orang dewasa pada anak. Bahkan pernah terjaadi, anak kecil mengucap "B*d*h" atau "G*b**k" ditujukan pada teman sebaya.
Miris dan Ironi, kata kata seperti ini diucapkan bibir mungil anak anak itu.
Pagi di akhir pekan, seorang ibu bertubuh tambun, tampak menggandeng anak kecil. Satu anak laki-laki usia sembilanan tahun, asyik bermain bola di sekitarnya. Saya menebak, bahwa dua anak ini adalah kakak beradik.
Entah apa musababnya, ibu marah-marah pada anak yang besar. Tentu saya tidak ingin menelisik musababnya, yang pasti kemarahan ibu itu tertangkap telinga saya.
Beberapa saat keadaan kembali normal, anak dan ibu berinteraksi seperti tidak terjadi apa-apa. Si kecil umur empat tahunan berlari, mengejar si kakak yang asyik main bola.
Entah bagaimana ceritanya, adik yang ada di samping kakak terjatuh. Saya sempat melihat sekilas, si abang sempat menggoda adiknya. Bola plastik ditendang, coba ditangkap si kecil dan akhirnya terpleset. Otomatis pecah tangis, kemarahan sesi keduapun dimulai
"Aduuuh, Nakal Banget sih sama adiknya"