Mohon tunggu...
agoeng widyatmoko
agoeng widyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha pengolah cerita untuk beragam media

Saya adalah pemerhati bangsa dan sekaligus praktikan yang peduli pada perubahan diri dan lingkungan. Untuk hidup, saya menulis banyak hal. Dan kini, saya hidup untuk menulis dan menginspirasi dengan cara-cara yang sederhana, namun mudah dimengerti dan dipraktikkan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berhaji dengan Senang Hati (Bagian Enam - Pahami Teman Satu Kamar)

9 Juni 2022   11:53 Diperbarui: 9 Juni 2022   13:11 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pondokan di asrama haji. Teman satu kamar di sini akan berubah lagi saat sampai di Tanah Suci. Semua harus bisa saling mengerti dan adaptasi (Dokpri)

Saat masih di Tanah Air, biasanya panitia sudah berusaha membagi kamar untuk masing-masing jamaah. Tapi, bisa jadi saat sampai di Tanah Suci, ada saja perubahan dari daftar yang sudah diberikan.

Memahami teman satu kamar ini jadi hal penting untuk dilakukan. Apalagi, jika berangkat haji, kita beberapa kali berpindah kamar. Sering kali, teman satu kamar pun berubah. Misal saat mondok di asrama haji, lalu saat di sampai Madinah, hingga pindah ke Mekkah dan nantinya ketika wukuf di Arafah. Teman satu kamar bisa jadi berbeda sikap, beda pendapat, beda pula kebiasaan. Inilah yang juga patut diantisipasi. Sabar dan sabar dan sabar, jadi kunci utama untuk kelancaran dan kebaikan beribadah haji dan umrah bersama.

***

Pengalaman kami, saat haji tahun 2017, ketika sampai di Madinah (kami berangkat gelombang awal sehingga tujuan awal di Madinah), terjadi kekacauan. Sebab, rombongan haji tidak ada yang mengarahkan saat berada di hotel. Akibatnya, beberapa orang dari rombongan yang berbeda harus menunggu cukup lama untuk bisa mendapatkan kamar.

Dalam kondisi seperti itu, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencari tahu siapa orang yang ditempatkan satu kamar dengan orang tua yang dipercayakan kepada kita. Sebab, bisa jadi orang tua itu malah mendapat ruangan yang berbeda dengan kita sebagai orang yang dipercaya untuk mendampingi. Jika ini yang terjadi, akan lebih baik melakukan hal berikut:

  • Coba lihat siapa teman satu kamarnya. Jika ternyata sama-sama berusia lanjut, negosiasikan untuk bisa bertukar kamar sehingga satu kamar ada satu orang yang berusia muda untuk bisa diandalkan jika terjadi sesuatu.
  • Pahami kondisi teman satu kamar. Ini perlu jadi perhatian karena orang yang bukan saudara---dalam beberapa kasus bahkan baru kenal saat mulai berangkat, yang mungkin terjadi pada jamaah umroh---ada sikap, pola pikir, kebiasaan dan tindakan yang bisa jadi berbeda-beda. Misalnya, kebiasaan saat menyalakan AC, ada yang tahan dingin ada pula yang tak betah. Lalu kebiasaan menjemur baju dalaman di kamar mandi ada yang biasa saja, ada yang merasa kurang nyaman. Hal kecil seperti ini bisa jadi perlu kesalingpahaman. Bagi yang berusia lanjut, ini perlu juga didampingi agar tidak terjadi masalah ketidaknyamanan sebagai teman satu kamar.
  • Tanya juga kondisi kesehatan teman satu kamar. Jika ada potensi penyakit menular tertentu, minta pada panitia untuk bisa memberikan tindakan. Atau setidaknya, beri pengertian upaya pencegahan penularannya sehingga teman satu kamar tidak terjangkiti.
  • Tanyakan nomor kontak telepon teman satu kamar. Ini penting untuk menghubung orang terdekat, yaitu yang sekamar bersama orang tua yang kita dampingi. Jika ada kondisi tertentu---dari hilang tersesat atau sakit mendadak---kita bisa segera menghubungi orang-orang yang bisa membantu dengan cepat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun