Karawang -- Bapak Aden, seorang penjual angkringan berusia 38 tahun yang berjualan di Perumnas Karawang, mengungkapkan pengalaman pahit yang dialaminya sebelum adanya pembersihan preman di kawasan tersebut. Menurutnya, kondisi keamanan dan kenyamanan berjualan sangat terganggu karena keberadaan preman yang kerap melakukan pemalakan dengan alasan meminta uang "keamanan" secara paksa.
Bapak Aden menceritakan bahwa dirinya pernah beberapa kali mengalami tekanan dari para preman. "Ada yang sampai mengancam dengan nada kasar, kami sebagai pedagang kecil merasa tertekan dan takut," ujarnya. Tekanan ini tidak hanya berdampak pada mental, tapi juga secara ekonomi karena banyak pelanggan yang menghindari area tersebut akibat rasa takut akan gangguan. Akibatnya, omset dagangannya menurun cukup signifikan, padahal biaya operasional tetap berjalan.
Setelah adanya operasi pembersihan preman yang dilakukan oleh pihak kepolisian dan pemerintah setempat, Bapak Aden merasakan perubahan yang sangat berarti. "Sekarang suasana jauh lebih aman dan nyaman," katanya. Langkah tegas pihak kepolisian Polres Karawang dalam membersihkan aksi premanisme di wilayah Karawang mulai membuahkan hasil positif bagi para pedagang.
Bapak Aden berharap agar situasi keamanan dan ketertiban di sekitar tempat berjualan tetap terjaga dan bahkan lebih ditingkatkan. Ia menegaskan, "Yang namanya preman itu tolonglah ditertibkan dan kalau bisa ditiadakan karena sangat meresahkan. Pihak kepolisian harus lebih tanggap dan jangan sampai kalah sama oknum-oknum seperti itu." Harapan ini menunjukkan betapa pentingnya peran aparat keamanan dalam menjaga ketertiban di lingkungan usaha kecil seperti angkringan.
Sebagai pesan kepada pemerintah dan aparat keamanan, Bapak Aden menginginkan agar penanganan premanisme tidak hanya bersifat sementara, melainkan ada sistem pengawasan yang berkelanjutan. Selain itu, edukasi kepada masyarakat dan pedagang mengenai pentingnya menjaga ketertiban juga sangat diperlukan. Selama menghadapi tekanan, Bapak Aden dan para pedagang hanya bisa saling mendukung dan berdoa agar situasi segera membaik. Kini, dengan kondisi yang lebih kondusif, ia merasa lebih optimis untuk terus mengembangkan usahanya di Perumnas Karawang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI