Mohon tunggu...
Agnesya Delvia
Agnesya Delvia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang tertarik pada media, penyiaran radio, dan dinamika komunikasi digital. Aktif menulis sebagai bentuk refleksi dan cara untuk berbagi perspektif seputar kehidupan kampus, isu sosial, serta kebudayaan anak muda.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Social Media Fatigue di Grup WhatsApp terhadap Timbulnya Kelelahan Psikologis Pada Mahasiswa

15 Juli 2025   20:51 Diperbarui: 15 Juli 2025   20:51 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

ABSTRAK

WhatsApp merupakan salah satu aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa sebagai media komunikasi dalam berbagai konteks, mulai dari akademik hingga pertemanan. Namun, intensitas penggunaan yang tinggi dapat memicu tekanan emosional dan kelelahan psikologis, terutama ketika muncul ekspektasi untuk selalu aktif dan responsif dalam grup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana interaksi di grup WhatsApp dapat memicu social media fatigue (SMF) serta dampaknya terhadap kondisi psikologis mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, melalui wawancara mendalam terhadap mahasiswa aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami kelelahan emosional dan kognitif akibat tekanan sosial digital yang bersumber dari ekspektasi tidak tertulis dalam lingkar pertemanan. Faktor-faktor seperti Fear of Missing Out (FoMO), information overload, dan ekspektasi sosial digital menjadi pemicu utama munculnya SMF. Keadaan ini menyebabkan perubahan gaya komunikasi, munculnya rasa terpaksa dalam berinteraksi, hingga gangguan pada relasi sosial. Dengan demikian, kehadiran digital yang semula bertujuan untuk menjaga koneksi justru dapat menjadi beban ketika tidak disertai batas personal yang jelas. Penelitian ini menyarankan pentingnya kesadaran akan batas digital dan strategi pengelolaan komunikasi daring yang sehat untuk menjaga kesejahteraan psikologis mahasiswa.

Kata kunci: social media fatigue, WhatsApp, kelelahan psikologis, FoMO mahasiswa, komunikasi digital

TINJAUAN PUSTAKA

Social Media Fatigue (SMF)

Social Media Fatigue (SMF) adalah kondisi kelelahan mental, emosional, dan sosial yang disebabkan oleh tekanan penggunaan media sosial yang berlebihan. Bright dan Logan (2018) mendefinisikan sosial media fatigue sebagai kecenderungan pengguna media sosial untuk menarik diri dari aktivitas daring karena merasa kelelahan, cemas, atau jenuh. Dalam dunia digital yang secara tidak langsung memiliki tuntutan untuk merespon cepat dan rasa ingin selalu terhubung antar penggunanya, di mana keadaan ketika individu cenderung merasa tertekan untuk tetap aktif demi menjaga hubungan sosialnya. Kelelahan ini dapat berdampak pada menurunnya kualitas komunikasi dan hubungan sosial antar pengguna. Dalam penelitian ini, Social Media Fatigue menjadi konsep utama untuk menjelaskan pengalaman mahasiswa dalam komunikasi sehari-hari di grup WhatsApp pertemanan.

Kelelahan Psikologis

Kelelahan psikologis adalah kondisi menurunnya kapasitas mental akibat stres berkepanjangan, informasi berlebih, atau beban sosial. Menurut Irwanto (2022), kelelahan ini dapat muncul dalam bentuk gangguan kognitif, emosional, dan sosial, yang umumnya dialami oleh mahasiswa akibat tekanan untuk tetap aktif secara daring. Kelelahan psikologis dapat muncul karena adanya multitasking digital, di mana individu merasa sulit untuk menetapkan batas antara kebutuhan personal dan sosial.

Perspesi Interpersonal dan Konsep Diri dalam Komunikasi Digital 

Persepsi Interpersonal didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu mempersepsikan perilaku lain, yang biasanya dipengaruhi oleh pengalaman, kebutuhan, nilai, dan harapan. Sedangkan konsep diri didefinisikan sebagai penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri, yang terbentuk dari pengalaman sosial dan interaksi interpersonal (Burns, 1993). Dalam konteks komunikasi digital, bisa kita lihat bahwa persepsi berperan penting karena tidak hanya dibentuk dari ekspresi wajah atau nada suara, tetapi dari kehadiran online, kecepatan dalam membalas suatu pesan, dan aktif dalam grup. Di samping itu, konsep diri akan terbentuk pula karena adanya suatu tekanan digital untuk selalu hadir dalam grup. Konsep diri dapat dipengaruhi oleh tanggapan oleh orang lain terhadap kehadiran digital kita. Misalnya, apakah kita dianggap tidak peduli, cuek, atau sombong hanya karena tidak merespons dengan cepat.

Fear of Missing Out (FOMO)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun