Mohon tunggu...
agnesbetsaida
agnesbetsaida Mohon Tunggu... Ilmu Komunikasi

Saya merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menjaga Martabat Bangsa: Urgensi Kesatunan Bahasa di Kalangan Remaja dan Mahasiswa

10 Juni 2025   19:27 Diperbarui: 2 Juli 2025   17:11 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Oleh: Agnes Betsaida Nainggolan, Aisyah Khairunnisa,Salwa Naqhia Syafani, Steven William Teja, Siti Khairuna, Nantenaina Claire Balbine

Fenomena penggunaan bahasa kasar, ujaran kebencian (hate speech), dan ketidaksantunan berkomunikasi di kalangan remaja dan mahasiswa kian mengkhawatirkan. Pakar pendidikan, psikolog, dan pengamat sosial mendesak langkah konkret untuk membudayakan kesantunan berbahasa sebagai benteng pertahanan karakter bangsa dan keharmonisan sosial di era digital.

Data terbaru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menunjukkan peningkatan laporan terkait konflik verbal dan kasus perundungan (bullying) di lingkungan sekolah dan kampus selama tahun 2024, dengan media sosial sebagai pemicu utama.

Survei internal di beberapa universitas besar juga mengungkap kekhawatiran dosen terhadap menurunnya etika berkomunikasi mahasiswa dalam diskusi akademik dan interaksi formal.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan remaja terhadap prinsip-prinsip kesantunan dipengaruhi oleh konteks sosial dan media komunikasi yang digunakan. Selain studi oleh Wulandari dan Shalima (2021) serta Titahena et al. (2021) yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian oleh Riyanto dan Herawati (2020) yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra memberikan temuan menarik mengenai praktik kesantunan di lingkungan sekolah.

Penelitian lain oleh Setyawati dan Fitria (2022) dalam Jurnal Alur: Jurnal Bahasa dan Sastra juga menyoroti fenomena kesantunan bahasa pada siswa SMP dalam penggunaan media sosial Instagram. Penelitian ini menemukan bahwa siswa umumnya memahami pentingnya menggunakan bahasa yang sopan saat menulis komentar atau mengunggah konten, terutama saat berinteraksi dengan guru atau tokoh publik. Namun, dalam konteks interaksi antar teman sebaya, terjadi pergeseran gaya bahasa ke arah yang lebih informal dan terkadang melanggar norma kesantunan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam interaksi sehari-hari, remaja masih cukup sering menggunakan bentuk-bentuk ungkapan sopan seperti "tolong," "maaf," "permisi," dan "silakan."

Ungkapan-ungkapan ini mencerminkan kesadaran linguistik remaja dalam menjaga keharmonisan komunikasi, khususnya ketika mereka berbicara dengan orang yang lebih tua, seperti guru atau orang tua. Praktik kesantunan bahasa ini masih dipertahankan secara kultural melalui penggunaan sapaan khas lokal, ungkapan permohonan, serta strategi menghindari konflik langsung. Namun, perubahan gaya komunikasi akibat pengaruh media sosial juga mulai terlihat, seperti penggunaan bahasa campuran (code-mixing) yang cenderung mengabaikan struktur kesopanan lokal.

Kesantunan bahasa di kalangan remaja dan mahasiswa bukanlah penghambat ekspresi atau kreativitas. Sebaliknya merupakan alat pemersatu, penguat karakter, dan pengangkat martabat. Dengan berbahasa santun, mereka tidak hanya menghormati orang lain, tetapi juga menghargai diri sendiri, melestarikan budaya, dan membangun masa depan Indonesia yang lebih beradab dan kompetitif di mata dunia. Mari jaga tutur kata, karena di sanalah cermin jiwa bangsa kita Indonesia

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun