Mohon tunggu...
Ayu Sri
Ayu Sri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

"Health Literacy"

23 November 2017   09:48 Diperbarui: 23 November 2017   09:53 2389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Halo Insan Kreatif! Hari ini kita akan belajar dari handbook of health communication yang dieditor oleh Teresa L Thomson, Alicia Dorsey, Katherine I. Miller, dan Roxanne Parrott. Pada penulisan ini kita akan membahas chapter 26 yaitu accessing, understanding, and applying health communication messages: the challenge of health literacy .

Dari perkembangan zaman ke zaman, informasi dan teknologi semakin berkembang dengan pesatnya. Salah satunya yaitu berkembangnya informasi mengenai kesehatan. Bahkan dapat dikatakan "banjir" informasi. Berbagai informasi memberikan terpaan terus menerus hampir setiap hari kepada audiensnya. Pekembangan informasi yang semakin cepat sayangnya, tidak didukung dengan kemampuan literasi yan baik pada audiens. Dengan literasi media dan informasi yag rendah menyebabkan informasi kesehatan yang menerpa setiap harinya menjadi tidak efektif. Hal ini mereka tidak mampu memahami isi pesan apalagi untuk menerpakan dalam kehidupan sehari-hari. 

Bahkan tidak hanya itu, karena literasi media yang rendah menyebabkan audiens gagal memahami atau salah paham mengenai informasi yang menerpa sehingga mampu menimbulkan ancaman bahaya bagi audiens. Sehingga kemampuan melek media menjadi  tanggung jawab semua pihak akan informasi kesehatan yang menerpa.

Pada zaman tradisional memiliki kemampuan membaca dan menulis merupakan kemampuan yang luar biasa. Hal itu dikarenakan hanya masyarakat kalangan tertentu saja yang mendapatkan edukasi mengenai membaca dan menulis. Tidak heran apabila terjadi pembodohan masayarakat. Orang-orang yang memiliki kemampun membaca dan menulis melakukan penjajahan kepada masyarakat yang belum memiliki kemampuan tersebut. Sering kali juga digunakan sebagai strategi untuk melanggengkan kedudukan dan kekuasaan.

Definisi dari literasi kesehatan yang dikembangkan oleh WHO adalah suatu keterampilan kognitif dan sosial yang menentukan motivasi dan kemampuan individu untuk mendapatkan akses, mengerti dan mampu menggunakan informasi dengan cara mempromosikan dan memelihara kesehatan yang baik. WHO menambahkan bahwa seseorang yang memiliki kemampuan melek kesehatan yang memadai memiliki tingkat pengetahuan, kemampuan pribadi dan kepercayaan diri untuk mengambil tindakan untuk meningkatkan kemampuan pribadi dan kesehatan masyarakat degan mampu mengubah gaya hidup dan kondisi kehidupan pribadi.  Kemampuan dan kemudahan akses internet juga menjadi hal yang penting. 

Apabila masyarakat belum memiliki kemampuan akses internet maka, masyarakat akan kesulitan untuk mendapatkan berbagai informasi kesehatan lainnya dan tidak mampu untuk menerapkan di kehidupan pribadi dan sosialnya. Hal tersebut mengingat pula akan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin pesat.

Prevelensi literasi komunikasi kesehatan rendah

Pada tahun 1992 dilakukan tes untuik melihat kemampuan literasi pada masyarakat Amerika Serikat. Tes tersebut menggunakan media text tertulis, mencari informasi dari suatu bacaan, dan dalam tes tersebut ada range hasil 1-5. Dari hasil tersebut ditemukan fakta bahwa masayarakat Amerika Serikat memiliki keterampilan literasi yang rendah. Ditemukan data hanya  21% dan 23% orang Amerika menunjukkan kemampuan baca tulis pada tingkat keterampilan terendah.  dan 26% tidak bisa mengerti informasi petunjuk dokter.

Dampak literasi kesehatan rendah

Literasi media yang rendah menjadi tangung jawab bersama. Hal ini dikarenakan informasi dan teknologi yang cepat harus diimbangi dengan kemampuan literasi media yang baik. Hal ini dikarenakan untuk memaksimalkan informasi yang tersebar dan untuk mengurangi potensi masalah karena salah paham dan tidak mengerti petunjuk akan suatu informasi kesehatan. Ada beberapa dampak yang ditimbulkan apabila masyarakat memiliki literasi yang rendah seperti literasi kesehatan yang rendah meningkatnya perasaan malu sehingga masyarakat cenderung untuk menyembunyikan keluhannya dan enggan untuk menyampaikan keluhan kepada pihak medis. Apabila seseorang tidak secara detail menyampaikan keluhannya akan terjadi kemungkinan pemberian layanan yang buruk berupa diagnosa dari dokter yang kurang tepat karena informasi dari pasien yang tidak lengkap. Tidak hanya itu,dengan diagnosa yang buruk maka pengobatan dan perawatan kesehatan menjadi tidak sesuai dan tidak maksimal.

Malu, Stigma, dan Denial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun