Mohon tunggu...
anggita putri
anggita putri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pendidikan dalam Ruang Polemik Agama

18 Desember 2018   19:00 Diperbarui: 18 Desember 2018   19:01 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di antara menuntut ilmu atau berkubang dalam politik, di mana agama? Konflik politik di Indonesia akhir-akhir ini banyak yang dilandasi oleh agama tertentu. Seakan-akan agama bukan lagi menjadi urusan pribadi, dan hal yang dilindungi pemerintah sesuai Pancasila tetapi juga merambah sebagai alat politik.

Agama seolah-seolah menjadi alasan mendasar mengapa tercipta kubu-kubu dalam massa tertentu pada arena politik Indonesia.  Melihat kasus-kasus tersebut, baik politik ataupun agama yang merupakan bentuk implementasi pendidikan, tampaknya belum dioptimalkan.

Adakah yang salah dengan pendidikan agama yang kita terima selama ini? Padahal, dalam agama Islam disebutkan, "dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Adirrahman Muadz bin Jabal ra., Rasulullah SAW bersabda...pergaulilah manusia dengan ahlak yang mulia" (H.R. At-Tirmidzi). Begitu pula Buddha, melalui Brahmajala Sutta dijelaskan, "Ia tidak melakukan kekerasan karena cinta kasih, kasih sayang, dan kebaikan hatinya pada semua makhluk".

Selain itu, (Matius 22: 39) "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Dari contoh tersebut didapati agama mengajarkan kebaikan, kedamaian, kasih sayang sesama manusia dan mahluk hidup lainnya.

Namun, melihat pendidikan agama di Indonesia pada hari ini, hal itu belum tersampaikan dengan baik. Sebab, masih banyak inklusivitas yang terjadi dalam pembelajaran agama.

Seperti, sekolah-sekolah negeri pada umumnya yang memisahkan peserta didik berdasarkan agamanya dalam kegiatan-kegiatan atau adanya peraturan menggunakan identitas keagamaan tertentu. Sehingga, pendidikan agama belum bisa menjembatani latar belakang agama dalam suatu kelompok masyarakat.

Konflik politik dibalut dalam kata agama telah menunjukkan bahwa pendidikan agama yang didapat selama ini baru sampai pada tahap mengerti agama tanpa memahaminya dan tahu bagaimana bertoleransi dengan pemeluk agama lain. Sehingga, ketika dihadapkan pada sebuah fenomena yang dapat memantik konflik antar agama, masyarakat belum mampu untuk duduk bersama-sama dan berdiskusi secara adil dan terbuka.

Keberagaman masyarakat Indonesia dapat menjadi dasar pendidikan agama. Sebab, Indonesia merupakan negara dengan banyak agama dan kepercayaan yang dianut masyarakat di dalamnya. Ketika pemeluk agama satu dengan yang lain dapat saling memahami terjadilah persimpangan yang disebut toleransi.

Sehingga, dalam kehidupan sosial yang sebenarnya, masyarakat dapat secara kritis menanggapi isu-isu; khususnya politik, menerapkan apa yang diajarkan oleh tiap agama, yaitu menjaga hubungan manusia kepada manusia lainnya dan manusia kepada Tuhannya kemudian menghindari konflik yang lebih besar dengan embel-embel 'agamaku perlu dibela'.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun