Menikah merupakan impian setiap orang, namun apakah salah jika seorang perempuan memutuskan untuk menikah saja karena sudah lelah menghadapi fase kehidupan lajangnya?Â
Namun, apa yang dipikirkan perempuan ketika mereka melafalkan "Aku ingin menikah saja?" Hal tersebut tertera dalam bab Menikah yang ditulis Audian Laili, pada tulisan berjudul Wahai Perempuan, Kenapa Kamu Menyerah dan Minta Nikah Aja? (halaman 65). Ditambah akhir-akhir ini marak artikel media yang membahas tentang pernikahan ala Selebgram.
Pernikahan dengan konsep dari yang mulai sederhana hingga mewah kita dapat jumpai di akun instagram tentang pernikahan. Hal ini berbeda dengan kisahnya Suhay Salim.Â
Pada tulisan penulisan yang berjudul Sulitnya Menikah Ala Suhay Salim di Indonesia (halaman 99), sebenarnya memberikan inspirasi kepada kita bahwa acara pernikahan tidak harus mewah. Suhay Salim merupakan seorang beauty vlogger Indonesia.
Dalam tulisannya, si penulis menjelaskan bahwa menikah ala Suhay Salim itu sederhana namun menilik cara adat pernikahan di Indonesia yang bermacam-macam. Sehingga, "Bisa-bisa ajak kok menikah alah Suhay Salim, Asalkan kita nggak punya keluarga besar, nggak punya teman banyak dan nggak tinggal di Indonesia" tulis penulis dalam esainya. Pada bab Menikah terdapat 15 tulisan esai.
Bab selanjutnya tentang Perempuan dan Self Love, biasanya ketika perempuan sudah jatuh cinta dengan seseorang ia tidak menghiraukan dirinya sendiri. Apalagi perempuan sekarang lebih menyukai produk-produk kosmetik untuk mencerahkan warna kulitnya terutama muka agar terlihat glowing. Apalagi pada tulisan di bab tentang Putus, biasanya jika perempuan ditinggalkan ia justru menghukum diri sendiri.
Pada bab keempat ini terdapat 9 tulisan yang perlu kita selami lebih dalam. Tulisan yang berjudul Sayang Orang Lain Terus, Sayang Diri Sendiri Udah Belum? (halaman 155) ini memberikan nasehat kepada kita agar seharusnya menjalankan kehidupan dengan beberapa tingkatan prioritas: mengutamakan kesehatan mental, kesehatan jasmani, keluarga, dan pekerjaan.Â
Tulisan tersebut mengingatkan kepada kita agar tidak terlalu terhanyut denga target-target semu. Apalagi, lebih parahnya sikap kita yang secara tidak sadar justru dari diri sendiri seperti Body Shaming. Dalam tulisan berjudul Ternyata Body Shaming Terbesar Justru Dari Diri Sendiri (halaman 173).
Bab kelima merupakan bab terakhir dalam buku ini yang mengangkat tentang Suara Perempuan. Pada bab tersebut, Audian Laili mengangkat kasus-kasus terkait perempuan yang marak di kalangan masyarakat. Salah satunya tulisan yang berjudul Benarkah Agni Memutuskan Berdamai dan Baik-Baik Saja? (halaman 235). Kasus Agni dari akhir tahun 2018 sudah mencuat kembali.Â
Pasalnya ini terjadi di lembaga pendidikan negeri ternama, dari sekian panjang usaha Agni memperjuangkan keadilannya, HS si pelaku perkosaan atau kekerasan seksual tidak mendapat drop-out oleh lembaga tersebut. Hal tersebut dikabarkan bahwa lembaga pendidikan ini memberikan ancaman DO bagi beberapa mahasiswa yang tidak patuh dengan aturan.