Mohon tunggu...
Agi Rahman Faruq
Agi Rahman Faruq Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"Assasination" Menyerang Islam

21 Maret 2019   03:30 Diperbarui: 21 Maret 2019   04:28 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Brenton tarrant seorang pria berkulit putih berumur 28 Tahun  berwarganegara Australia, masuk kedalam Masjid Al Noor di Selandia Baru dan menembaki orang-orang secara acak. menurut saksi mata, yang dilansir dari media onlline news oke zone :

 Peristiwa teror penembakan terjadi sesaat ibadah salat Jumat akan dimulai. Nour berada di barisan depan dalam masjid ketika pria bersenjata itu masuk. "Pertama dia menembak orang di luar. Lalu dia masuk," katanya menyitir NZ Herald, Jumat (15/3/2019).(Tautan) 

Probabilitas ancaman dan warming untuk umat Islam dengan kejadian tersebut, secara parsial Islam sudah sering dikaitkan dengan pembunuhan dan bom bunuh diri. Secara tidak langsung Berjangka panjang merangsang mindset civilization melakukan  Assasination kepada pemimpin Islam dan ummat Islam khususnya. 

Maka dapat saya simpulkan disini ada propaganda label terorisme kepada Islam secara simultan dengan melahirkan diksi "Islamophobia".  Tendensi  Islamophobia yang kemudian  dijadikan instrumen untuk meneror Islam itu sendiri.

Hal lain yang mengerikan adalah dimana ada pembenaran untuk mebunuh ummat Islam dengan alasan yang sejatinya tidak masuk akal. pembenaran-pembenaran yang menyesatkan "karena Islam adalah pembunuh, yang halal untuk dibunuh" hingga mengakibatkan genosida dan itulah Final Destinitation rekontruksi jangka panjang "Agenda behind The Assasination moeslim".

Pembenaran penembakan yang membabi buta di Masjid Al Noor, dilansir dari media online news Oke Zone :

Tarrant melakukan penembakan sadis karena terispirasi pembunuhan Ebba Erklund, seorang gadis kecil yang dibunuh oleh pencari suaka. Ia mengatakan dirinya hanyalah seorang pria kulit putih yang lahir di keluarga berpenghasilan rendah di Australia, dan tindakan itu dilakukannya untuk "menjamin masa depan kaumnya". (Sumber)

Jika kita merefleksikan hal tersebut merujuk di atas, tentang alasan Tarrant sangat-sangat rasial dan sangat-sagat tidak rasional. Masa depan Negara bukan dilihat dari Shifting Ras dan Agama  yang tinggal disuatu wlayah. 

Terlepas dari banyak berita yang mengaitkan dengan hal-hal yang berbau intrik hingga konspirasi. Sebagai Ummat Islam kita harus bersikap permisif, tenang dan terus memperkuat sendi-sendi ummat secara koperatif dan kontinu. Mari kita memfilter diri agar jangan terpancing dan terprovokasi, karena sejatinya Ummat Islam bukan ummat yang mudah terpancing dengan hal-hal yang dapat merusak nama Islam itu sendiri.

Absurd memang sikap tersebut, tapi saya ingin mengajak kawan-kawan melihat kembali history kelam dalam sejarah Islam. Yaitu tragedi pembantai ummat Islam dan assasination yang diarahkan kepada para pemimpin umat Islam. Assasination Umar bin Khattab rhadiyallahu anhu Kejadian tersebut ketika di Masjid, pada shalat Shubuh.

Para Jamaah yang di depan sontak histeris, seseorang telah menikam tubuh khalifah Umar bin Khatab RA saat menjadi Imam Shalat Shubuh. Khalifah Umar bin Khatab tersungkur akibat terluka parah. Tusukan inilah yang akhirnya membuat Khalifah Umar bin Khatab meninggal dunia. pelaku kriminal yang melakukan Assasination di Masjid Nabawi adalah seorang Majusi dari Persia bernama Fairuz atau yang populer dengan sebutan Abu Lu'lu'ah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun