Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker & Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dewasa Sebelum Waktunya atau Terlambat Dewasa, Usia 25 Hanyalah Angka?

18 Mei 2021   10:41 Diperbarui: 23 Mei 2021   08:21 4613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi anak-anak yang bertingkah layaknya orang dewasa. (sumber gambar iStockphoto via kompas.com)

Suka duka, pahit manis kehidupan seringkali menjadi "kawah candradimuka" yang mengakselerasi perkembangan emosi seseorang. Mengajarinya untuk melihat kehidupan dengan sudut pandang yang berbeda dari orang-orang kebanyakan di usianya.

Mereka yang merasakan kehidupan lebih lama tapi terbiasa dengan segala bentuk kenyamanan barangkali sulit untuk menilai sisi getir kehidupan sehingga empatinya kurang terasah. 

Begitupun sebaliknya mereka yang terbiasa dengan kehidupan yang penuh problematika memiliki kesempatan belajar yang jauh lebih banyak dalam memahami dinamika. Memperbanyak sudut pandang adalah salah satu inti menuju kedewasaan. 

Bahwa dunia tidaklah bisa dipandang melalui sudutu pandang seorang diri, melainkan juga memerlukan sisi sudut pandang orang lain juga.

Sudut pandang kita ditempa oleh kondisi kehidupan yang kita jalani. Melihat warna warni kehidupan dan tidak terpaku pada satu jenis warna saja. Kedewasaan adalah tentang memberi warna pola pikir sehingga apa yang kita lihat mampu ditafsirkan secara luas dan tentunya bijaksana.

Dewasa Ideal

Secara ideal seseorang seharusnya menjadi semakin dewasa seiring bertambahnya usia. Untuk mencapai hal itu maka prinsip padi yang semakin berisi semakin menunduk sepertinya perlu untuk ditiru. 

Dengan kata lain setiap orang wajib untuk terus belajar memperkaya dirinya dalam banyak hal. Tidak semata terkait pembelajaran formal, tapi juga informal. Tidak semata mengasah intelektual, tetapi juga mengasah aspek emosional dan spiritual.

Usia memang seringkali dijadikan ukuran kedewasaan. Namun hal itu hanya akan menjadi pandangan semu apabila jiwa yang mengisi raga seseorang tidak pernah diasah dengan sebagaimana mestinya. 

Usia hanyalah pengingat bahwa setiap orang itu hidup memiliki batas waktu. Waktu yang sudah berlalu tidaklah mungkin untuk diputar kembali. Kita hanya bisa melaluinya tanpa bisa mengulang lagi masa-masa yang telah terlewat. 

Kesempatan kita menata hari ini, esok, dan masa depan hanyalah sekarang. Masa lalu hanya akan meninggalkan jejak pembelajaran atau kekecewaaan, tergantung darimana kita memandangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun