Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Isra Miraj, Alam Multiversal, dan Irelevansi Teori Relativitas Einstein

18 Februari 2021   12:04 Diperbarui: 18 Februari 2021   12:13 3529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Isra Miraj | Sumber gambar: www.ngopibareng.id

Sudah beberapa hari ini umat muslim di seluruh dunia menyambut kembali hadirnya bulan Rajab, salah satu dari empat bulan yang mendapatkan label "diutamakan" selain Dzulqoidah, Dzulhijjah, dan Muharram. Pada bulan ini pula seorang muslim diharapkan mulai mempersiapkan kembali dirinya untuk bertemu dengan bulan suci Ramadhan. Selain itu, Bulan Rajab juga menjadi momen terjadinya peristiwa besar dalam peradaban dunia Islam dimana yang paling terkenal adalah peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW yang diperjalankan oleh Sang Khaliq Allah SWT dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina serta menuju Sidratul Muntaha untuk menerima perintah Sholat Lima Waktu. Begitu luar biasanya peristiwa ini sampai-sampai membuat banyak orang terkejut.

Di masa peristiwa tersebut terjadi, tidak sedikit yang menaruh keraguan terhadapnya. Tidak sedikit dari kalangan umat muslim yang berpaling dari keyakinannya karena meragukan hal itu. Tapi seiring perkembangan zaman peristiwa itu justru semakin membuktikan betapa luar biasanya Sang Pencipta dalam menunjukkan kemahakuasaan-Nya kepada umat manusia, khususnya umat Islam. Bahkan tidak sedikit dari kalangan ilmuwan yang mengamini kisah Isra Miraj itu sebagai salah satu fenomena yang melampaui kajian sains paling modern sekalipun.

"Masih ada begitu banyak rahasia yang tersembunyi dibalik perjalanan agung Isra Miraj. Kita mungkin masih mengenal sebagian kecil diantaranya saja yang lebih sering kita kaitkan dengan proses pemahaman spiritual saja. Padahal disana juga tersimpan beragam keajaiban sains yang mana ilmu pengetahuan modern sekalipun bahkan akan terlihat kuno dihadapannya."

Sudah cukup sering kita mendengar dalam perjalanan Miraj khususnya bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW diperlihatkan cukup banyak pemandangan yang luar biasa dari segenap perilaku umatnya. Mulai dari diperlihatkan sekumpulan manusia yang menerima azab siksa neraka hingga orang-orang yang menerima perlakuan istimewa dari amal ibadahnya. Padahal kalau ditelisik sebenarnya saat itu hingga sekarang dunia masih belum kiamat. Itu artinya "prosesi" surga dan neraka belum ada. Namun baginda nabi sudah melihat orang-orang yang menjadi penghuninya. Lantas siapa gerangan para penghuni neraka dan surga itu? Mungkin akan ada banyak silang pendapat mengenai hal ini. Bisa jadi yang baginda nabi lihat hanyalah sebuah gambaran masa depan yang Allah SWT tunjukkan. Atau mungkin saja ada "dunia lain" yang telah lebih dulu mengalami kiamat dan umatnya telah melalui hari penghakiman. Seperti alam semesta paralel yang sering digambarkan dalam beberapa film fiksi ilmiah. Alam mulitiversal. Meskipun masih sebatas dugaan tapi hal itu bukan tidak mungkin terjadi karena kita juga belum benar-benar tahu rahasia dibalik "gambaran" yang baginda Rasullullah saksikan selama perjalanan Miraj beliau.

Teori Relativitas yang Kehilangan Relevansi

Namun yang pasti bahwa semua peristiwa yang Baginda Nabi Muhammad SAW lihat tidak lain adalah atas izin-Nya yang menguasai ruang dan waktu. Bagi-Nya masa kini, masa lalu, bahkan masa depan hanyalah entitas kecil yang bisa seketika terlihat sebagai satu kesatuan tanpa kita sadari kejadiannya dengan akal yang serba terbatas ini. Isra Miraj sepintas hanyalah proses perjalanan "sederhana" dari suatu tempat ke tempat yang lain. Akan tetapi segala hal yang melengkapi terjadinya fenomena tersebutlah yang justru membuat Israj Miraj menyimpan banyak hal luar biasa. Betapa tidak, dari Mekah ke Palestina saja jaraknya sudah sekitar 1.500 km. Dengan moda transportasi tercanggih yang ada saat itu pun waktu yang diperlukan bisa berhari-hari lamanya. Apalagi kemudian Rasullullah juga melakukan perjalanan Miraj dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha.

Berapa jarak antara Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha? Menurut salah satu sumber jaraknya mencapai 4.000 tahun perjalanan cahaya. Atau kalau bolak-balik pulang-pergi sekitar 8.000 tahun cahaya. Sedangkan kecepatan cahaya sendiri bisa mencapai 300.000 km per detik. Dengan asumsi 1 tahun adalah 360 hari dan 1 hari 24 jam, maka jika dikonversi kedalam unit detik 1 tahun itu setara dengan 31.104.000 detik. Itu artinya untuk perjalanan 8.000 tahun cahaya setara dengan 248.832.000.000 detik (dua ratus empat puluh delapan milyar delapan ratus tiga puluh dua juta detik). Dengan demikian jarak pulang-pergi antara bumi kita dengan Sidratul Muntaha bisa mencapai 74.649.600.000.000.000 km. Entah bagaimana itu melafalkannya. Jika ditambahkan dengan jarak Mekah -- Palestina untuk pulang -- pergi yaitu 3.000 km maka total jarak tempuh perjalanan Isra Miraj adalah 74.649.600.000.003.000 km, dimana secara luar biasa jarak sejauh itu "hanya" ditempuh dalam waktu SATU MALAM. Iya, SATU MALAM saja. Atau bisa jadi lebih sedikit karena Baginda Nabi Muhammad SAW masih sempat menunaikan sholat berjamaah di Masjidil Aqsa sebelum Miraj menuju Sidratul Muntaha.

Definisi malam dalam kalender Islam adalah sejak terbenamnya matahari hingga terbit fajar. Atau sederhananya sedari waktu Maghrib hingga waktu Subuh. Mengambil referensi jadwal waktu sholat Bulan Februari 2021 ini, rentang waktu antara Maghrib hingga Subuh adalah sekitar 13,6 jam. Sehingga rata-rata kecepatan perjalanan Israj Miraj adalah sekitar 5.488.941.176.470.810 km/jam. Sebagai perbandingan, kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik atau kurang lebih 1.080.000.000 km/jam. Dengan demikian laju perjalanan yang dilakukan Baginda Nabi Muhammad SAW dalam Isra Miraj mencapai lima juta kali lipat kecepatan cahaya. Sementara Alber Einstein dalam teori relativitas khusus yang dirumuskannya mengatakan tidak ada satupun benda yang mampu melaju melebihi kecepatan cahaya. Hal itu ia gambarkan dalam persamaan fenomena, E = mc2. Sementara yang Baginda Nabi Muhammad SAW lakukan terlihat sudah melampaui apa yang dinyatakan oleh teori relativitas. Teori relativitas terlihat mengalami irelevansi dengan peristiwa Isra Miraj yang luar biasa itu.

Menyoal pernyataan Einstein dimana tidak ada materi yang mampu melaju melebihi kecepatan cahaya ternyata pada tahun 2011 lalu laboratorium terbesar dunia, CERN, telah menemukan keberadaan partikel subatomik yang mampu melaju lebih cepat dari kecepatan cahaya. Dari temuan ini saja sebenarnya sudah mampu mengancam eksistensi salah satu teori fisika paling masyhur dalam sejarah, relativitas. Apalagi ketika kelak perjalanan Isra Miraj telah dibuka keseluruhan tabirnya oleh Sang Mahakuasa maka kita selaku manusia harus bersiap untuk semakin terperangah melihat betapa luar biasanya Sang Pencipta dengan karya-Nya.

 

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun