Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Denny Siregar Nyinyiri Animasi Nussa dan Rara, Kurang Musuh atau Memang Cari Perkara?

13 Januari 2021   10:48 Diperbarui: 13 Januari 2021   11:11 5168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Denny Siregar dan Tokoh Animasi Nussa -- Rara | Sumber gambar : makassar.terkini.id

Tidak habis pikir rasanya melihat cuitan Denny Siregar yang sampai merasa perlu bersikap nyinyir terhadap salah satu anime karya anak bangsa, Nussa dan Rara. Entah apa gerangan yang salah dari sosok si pintar Nussa dan si imut Rara sehingga seorang Denny Siregar sampai melontarkan tudingan yang tidak semestinya seperti itu. 

Adakah yang salah dengan cara berbusana Nussa dan Rara? Setahu saya model busana Nussa sangat jauh berbeda dengan gaya orang-orang Timur Tengah. Baju Nussa lebih mirip baju koko katimbang gamis budaya arab. 

Jadi pernyataan Denny Siregar dalam hal ini sudah kurang tepat. Demikian halnya dengan Rara, ia tidak menggunakan busana cadar atau baju perempuan ala Timur Tengah. Hanya sebuah baju muslimah sederhana yang dipakainya. Kok rasanya sudah kebablasan komentar yang dilontarkan sosok yang katanya pegiat media sosial ini.

"Nussa dan Rara tak lebih dari sebuah karya yang ingin memberikan petuah kepada anak -anak muda. Ketika nyinyiran seseorang diarahkan tak tepat arah maka hal itu justru mengesankan si empunya kata sebagai pribadi yang memang gemar mencari perkara. Walhasil, ada kecurigaan bahwa dari sanalah ia mencari nafkah."

Entah apa gerangan yang dipikirkan Denny Siregar sehingga anime karya anak bangsa sendiri menjadi sasaran tembaknya. Sudah tidak adakah tokoh oposisi yang menarik dinyinyirinya pasca bergabungnya Prabowo dan Sandiaga Uno? Juga mungkin Gatot Nurmantyo dengan KAMI yang terlihat kehilangan "bensin" hal itu seakan membuat Denny Siregar tidak memiliki lawan lagi yang bisa dikritik atau dibuatkan narasi komentar yang nyelekit. 

Lebih tepatnya mungkin bisa dibilang Denny Siregar tengah bosan, jengah, dan butuh lawan untuk "sparing" kata-kata di dunia maya. Tapi sayangnya tokoh polos seperti Nussa dan Rara yang justru ia jadikan drama. Hanya karena keberadaan sosok Ustadz Felix Siaw yang turut membidani anime tersebut maka seolah-olah Nussa dan Rara tidak ada benarnya. Padahal Felix Siaw sendiri bisa jadi tidak punya masalah dengan Denny Siregar. Tapi ya sudahlah memang begitulah adanya sosok yang satu ini.

Kalau ingin nyinyir dengan produk anak bangsa sepertinya Denny Siregar harus lebih selektif dan peka dalam memilih. Kalau maksudnya adalah mengkritisi karya, mengapa bukan drama-drama anak muda yang mengumbar adegan percintaan itu yang dijadikan objek "kajian". 

Sepertinya masih banyak daftar karya lainnya yang butuh untuk dikritik sehingga bisa berubah menjadi lebih baik. Memang Nussa dan Rara pastilah tidak sempurna sebagai sebuah karya. Tapi paling tidak ia sudah memberikan tontonan yang lebih baik ketimbang beberapa program tontonan yang lain.

Sebaiknya Denny Siregar lebih concern untuk mengampanyekan hal-hal yang lebih bermanfaat kepada publik. Bukan sebatas mengolala kritik berbau dramatisasi yang rentan memicu konflik. 

Coba Bang Denny tanyakan kepada anak-anaknya, lebih pilih menonton anime Nussa dan Rara atau acara drama-drama cinta? Jika jawabannya adalah lebih memilih Nussa dan Rara maka lebih baik beliau segera bergegas mengutarakan permintaan maafnya. Tapi jikalau yang dipilih adalah drama-drama cinta maka... ya sudahlah.

Sejujurnya baru kali ini saya melihat animasi karya anak bangsa dengan konsep dan cerita yang menarik dalam kisah Nussan dan Rara. Tinggal nanti pengembangannya akan dibuat seperti apa. Membawa cerita anak ini ke layar lebar sepertinya merupakan satu tahap untuk lebih maju. 

Negeri sebelah punya Upin & Ipin dengan pengemasan yang terus dikembangkan dari waktu ke waktu. Potensi serupa seharusnya juga dimiliki Nussa dan Rara. Mereka yang berkarya hanya perlu dukungan, masukan, dan kritikan yang membangun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun