Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Asmara Terlarang di Balik Dinding Pabrik

15 Oktober 2020   13:45 Diperbarui: 15 Oktober 2020   13:53 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hubungan asmara karyawan | Sumber gambar : fingerspot.com

Beberapa waktu lalu seorang teman bercerita tentang adanya salah seorang anak buahnya yang menunjukkan gelagat mencurigakan dengan mempertontonkan kemesraan dengan rekan kerjanya. 

Padahal setiap dari mereka sudah memiliki pasangan masing-masing. Bahkan salah satunya memiliki pasangan yang bekerja di satu tempat kerja yang sama, cuma berbeda shift. 

Gelagat aneh tersebut sepertinya sudah menjadi rahasia umum sehingga isunya pun sampai kepada para atasan. Atas dasar rekaman CCTV, teman saya tersebut kemudian mengambil sebuah kebijakan untuk mengatur ulang shift kerja beberapa karyawannya. 

Mengupayakan agar sang pekerja dengan "skandal" tersebut tidak lagi memiliki kesempatan berdua-duaan yang dapat mengganggu harmoni dan merusak atmosfer kerja.

Situasi semacam itu juga pernah terjadi di tempat kerja lain. Sesama pekerja lapangan terlibat asmara yang tidak semestinya bahkan menganggap hal itu sebagai suatu kebanggaan atas diri pribadinya. 

Anehnya, ketika ada seorang pekerja yang sebenarnya sudah berkeluarga melakukan tebar pesona kepada karyawan muda dan single, hal itu tidak jarang justru disambut "positif". 

Entah karena tidak tahu latar belakang "si penggoda" yang sebenarnya sudah berkeluarga atau memang mereka sebenarnya bersikap masa bodoh atas hal itu. Namun asmara dibalik dinding pabrik tidak selalu merupakan cerita indah yang layak diceritakan, asmara terlarang pun turut menghiasinya.

Dan seorang karyawan yang bijak tentu akan merepresentasikan perilakunya juga dalam hal ini. Biarpun dalam perkara teknis mereka berprestasi namun apabila perilakunya tidak selaras dengan hal itu maka tidak ada kelayakan samasekali bagi mereka untuk diberikan mandat kepercayaan lebih. 

Mengapa? Karena sebuah tanggung jawab lebih hanya patut disandang oleh mereka yang menjunjung tinggi akhlak dan martabatnya.

Salam hangat,
Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun