Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Salah Apa Novel Baswedan sampai Dilaporkan Nyai Dewi Tanjung ke Polisi?

7 November 2019   12:16 Diperbarui: 7 November 2019   12:35 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dewi Ambarwati alias Dewi Tanjung | Sumber gambar: kumparan.com

Terkejut. Itulah ekspresi yang saya rasakan ketika membaca berita perihal Novel Baswedan yang dilaporkan ke polisi oleh salah seorang politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan) bernama Dewi Ambarwati atau Dewi Tanjung. 

Bagaimana tidak, Novel Baswedan yang selama dua tahun ini masih belum mendapatkan keadilannya terkait kasus penyiraman air keras oleh dua orang tidak dikenal malah kini justru dipersalahkan dan dianggap menyebarkan berita bohong. 

Sampai-sampai Novel Baswedan speechless mendengar berita ini. Aneh, lucu, atau lebih tepatnya sebuah ironi ketika seseorang yang menjadi korban justru malah dipersalahkan oleh seseorang yang tidak paham seluk beluk kasus ini.

Sosok politisi wanita yang juga aktif di channel youtube dengan nama Nyai Dewi Tanjung ini memang cukup kontroversial dan dikenal "hobi" membuat laporan ke polisi. Nama-nama seperti Prabowo Subianto, Amien Rais, atau Fadli Zon adalah beberapa nama yang "apes" dilaporkan namanya ke polisi. 

Selain terjatuh dan tertimpa tangga, Novel Baswedan juga tertusuk paku dan tertimpuk palu juga menjalani periode sulit kehidupannya sekarang. Beliau sudah tidak lagi aktif menjadi penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), fungsi penglihatannya terganggu karena disiram air keras, dua tahun kasusnya tidak beres-beres, dan kini malah dilaporkan ke polisi. Apa salah Novel Baswedan sehingga ia menjadi demikian "sengsara"?

Barangkali satu "dosa" besar Novel Baswedan adalah menjadi bagian dari tim penyidik KPK. Namanya dikenal publik sebagai seorang penyidik yang tangkas. Sehingga sosoknya pun diwaspadai oleh para koruptor yang tidak senang tindak kecurangannya diselidiki oleh Novel Baswedan. Menjadi penegak hukum adalah bentuk kesalahan terbesar Novel Baswedan dimata oknum-oknum culas negeri ini. 

Namun yang patut disayangkan mengapa Dewi Tanjung sampai hati melaporkan Novel kepolisi? Hanya karena tidak tampak bekas luka penyiraman air keras di wajah, atau karena ekspresi Novel yang tidak berguling-guling dilantai setelah disiram sebagaimana aksi di sinetron atau film. 

Asumsi itu didasarkan Dewi Tanjung hanya karena ia adalah orang seni yang tahu bagaimana seharusnya ekspresi seseorang ditunjukkan. Namun klaim itu sebatas asumsi. 

Rekaman CCTV dan hasil penyidikan sudah menunjukkan bahwa Novel Baswedan memang telah menjadi korban penyiraman air keras oknum tidak bertanggung jawab. Ataukah mungkin Nyai Dewi Tanjung berniat untuk membuat simulasi menyiram air keras pada dirinya sendiri agar bisa merasakan langsung betapa sakitnya luka Novel Baswedan kala itu?

Mengapa yang dilaporkan justru Novel Baswedan seiring dugaannya yang menyebar berita bohong. Bukankah ada yang lebih jelas dan nyata kebohonganya diluar sana daripada Novel Baswedan? 

Apakah pelaporan ini didasari niatan untuk meredam peredaran berita bohong di ruang pubkil ataukah karena sekadar mencari sensasi semata mengingat Dewi Tanjung adalah salah seorang politisi yang belum berhasil melaju ke senayan karena kalah perolehan suara dengan Adian Napitupulu? Apakah yang ia lakukan ini akan mendapatkan simpati publik atau justru sebaliknya? Entahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun