Seseorang tidak perlu pergi ke rumah makan saat lapar, cukup menjalankan aplikasi pesan antar maka menu yang diinginkan pun akan datang. Saat hendak menonton film keluaran terbaru, seseorang yang hidup di era digital cukup berlangganan layanan streaming seperti Netflix.Â
Kondisi-kondisi ini tentunya membuat kita mengurangi frekuensi perjumpaan dengan "orang asing" atau orang-orang yang tidak terlalu kita kenal. Bisa dikatakan hal inipun adalah sesuatu yang membuat nyaman para introvert.
Meskipun digitalisasi bisa dikatakan bersahabat dengan para introvert, hal ini tidak berarti bahwa para ekstrovert tidak diuntungkan dengan kehadiran era digital. Justru era digital memberikan kesempatan lebih kepada para ekstrovert untuk lebih mengeksplorasi potensi kepribadiannya.Â
Media-media bergenre gambar atau video seperti Youtube, Tik Tok, Instagram, dan lain sebagainya sangat memungkinkan seseorang untuk eksis dan berbagi "kenarsisannya". Apabila fasilitas-fasilitas ini mampu dimanfaatkan dengan baik, maka seorang ekstrovert juga akan menuai manfaat yang luar biasa.
Kehadiran digitalisasi adalah bagian dari perubahan zaman. Digitaliasi juga tidak mendorong seseorang untuk cenderung menjadi individualistis atau anti sosial.Â
Akan tetapi era digital ini merupakan momen di mana para introvert tidak lagi dipandang sebelah mata serta didorong-dorong untuk menjadi pribadi ekstrovert.Â
Setiap orang dengan anugerah kepribadiannya berhak menjalani kehidupan dengan anugerah itu. Para introvert tidak perlu sampai harus didorong menjadi seorang ekstrovert, seiring kita menilai bahwa ekstrovert cenderung lebih memiliki kemungkinan untuk sukses daripada mereka yang introvert.Â
Digitalisasi menunjukkan kepada kita bahwa para introvert pun memiliki peluang yang sama besarnya dengan para ekstrovert untuk mencapai keberhasilan yang luar biasa.
Salam hangat,
Agil S Habib