Media sosial masih ramai memperbincangkan perihal ceramah Ustadz Abdul Somad (UAS) yang dianggap menyinggung keyakinan agama lain.Â
Ceramah berbuntut pelaporan kepada pihak kepolisian itu masih terus berlarut dengan "debat" kusir di laman publik, baik itu melalui unggahan video di yotutube ataupun melalui argumen panas di beberapa media lainnya.Â
Ketidaksepahaman bahkan tidak hanya terjadi pada masing-masing pemilik keyakinan, mereka yang berada dalam satu keyakinan yang sama pun ternyata juga memiliki perbedaan pandangan hingga akhirnya berujung pada silang pendapat. Sebuah situasi yang menciptakan ketidaknyamanan dalam bermasyarakat.
Di balik adanya suasana yang tidak kondusif bagi kerununan umat beragama ini ternyata kita masih bisa tersenyum melihat realitas bahwa masih ada sebagian masyarakat kita yang memahami betul nilai-nilai toleransi beragama.Â
Barangkali mereka tidak seeksis para netizen yang ayik berdebat perihal penistaan agama, namun justru warga masyarakat inilah yang menunjukkan bukti nyata tentang makna sesungguhnya dari toleransi.Â
Warga Kampung Cempaka Baru, Kemyoran, Jakarta Pusat, seperti menjadi oase ditengah maraknya isu anti kebhinekaan dan konflik antar agama di Indonesia.Â
Apa yang dilakukan oleh warga Kampung Cempaka Baru yang memberikan kesempatan sebuah keluarga Kristen menunaikan acara kebaktian tutup peti di depan Masjid Darussalam merupakan representasi saling menghargai antar pemilik keyakinan. Tindakan-tindakan seperti inilah yang kita butuhkan saat ini untuk menghilangkan gesekan antar umat beragama.
Sangatlah tidak benar ketika kita dibenturkan satu sama lain oleh sesuatu yang sebenarnya masih bisa dibicarakan secara baik-baik. Terkadang pertentangan antar umat beragama terlihat melalui posting media sosial yang seakan-akan menggambarkan betapa kita ini tengah dilanda konflik horisontal yang mengkhawatirkan.Â
Sayangnya, masing-masing pihak bersikukuh bahwa dirinya yang paling benar sedangkan orang-orang diluar sepemahaman mereka dianggap salah. Media sosial bukannya diperbanyak dengan unggahan yang menenangkan, malah justru saling memprovokasi satu sama lain.Â
Kita patut berterima kasih telah diingatkan oleh pengunggah foto acara kebaktian didepam masjid Kampung Cempaka Baru bahwa ternyata kita masih memiliki jati diri sebagai Bangsa Indonesia yang bermartabat. Unggahan ini seolah-olah ingin mengatakan kepada kita semua, "Ayo semua kita kembali rukun."
Daripada mengunggah foto atau video yang memicu konflik dan perdebatan tak berujung antar masing-masing pengikut keyakinan, alangkah baiknya apabila kita mengunggah "pemandangan" yang merepresentasikan harmoni serta semangat toleransi.Â