Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Akselerasi Potensi Wisata Jogja dalam Mandiri Jogja Marathon

21 Mei 2019   12:30 Diperbarui: 21 Mei 2019   23:36 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mandiri Joga Marathon adalah kesempatan membawa wisata Indonesia berlari di kancah dunia (Sumber gambar : https://www.liputan6.com)

Bangsa Indonesia begitu kaya dengan keanekaragaman hayati, keindahan alam, dan warisan budaya leluhurnya. Sebuah kebanggaan tentunya menjadi bagian dari sebuah bangsa yang memiliki rekam jejak sejarah besar di masa lalu, yang menjadi bukti eksistensi kita sebagai salah satu peradaban besar yang pernah ada. Kebanggan akan kebesaran sejarah bangsa berikut keindahan budayanya tersebar secara merata di segenap penjuru tanah air, dengan salah satunya di pulau Jawa. 

Apabila menengok ke belakang, pulau jawa sendiri memiliki kisah gemilang akan peradaban masa lalunya. Sebuah kerajaan besar yang wilayahnya mencakup hampir seluruh nusantara ada disana, Majapahit. Namun, sejarah mencatat bahwa ada peradaban lain yang juga tidak kalah menetereng dibandingkan kerajaan Majapahit. 

Apabila Majapahit dikenal sebagai salah satu era gemilang kerajaan di Nusantara yang memberikan kontribusi terhadap pondasi keberadaan Indonesia saat ini, terdapat peradaban lain sebelum era Majapahit yang telah lebih dulu mewariskan jejak eksistensinya di bumi Indonesia, yaitu Dinasti Syailendra yang membangun Candi Prambanan. Sebuah bangunan candi yang hingga kini dianggap sebagai warisan besar budaya bangsa.

Sekilas membicarakan tentang Candi Prambanan, maka pikiran kita akan ikut melayang memikirkan hal lain. Yogyakarta, Gudeg, Malioboro dan sebagainya. Seperti ada sesuatu yang khas dari warisan budaya bangsa kita, seakan ada sebuah benang merah yang menghubungkan antara budaya yang satu dengan yang lain.  Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) harus diakui memang merupakan satu dari sekian banyak wilayah di Indonesia yang memiliki ciri khas tersendiri. 

Kita tahu bahwa Yogyakarta pernah menjadi ibukota sementara Indonesia pada masa awal kemerdekaan ketika tentara Belanda datang kembali ke Indonesia dengan membonceng sekutu. Yogyakarta dipilih oleh Bung Karno (Presiden Indonesia Pertama) pasti dengan beberapa pertimbangan khusus, yang menjadikan Yogyakarta sebagai wilayah penting di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Satu hal yang dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah samasekali.

Kontribusi DIY untuk Indonesia

Ketika membahas tentang Yogyakarta, itu berarti kita sedang membicarakan tentang warisan budayanya, sejarahnya, kesederhanaannya, atau mungkin kulinernya. Sulit untuk dipungkiri bahwa Yogyakarta adalah pusatnya budaya Bangsa Indonesia. Tanpa bermaksud mengecilkan eksistensi daerah lain, Indonesia sering diidentikkan dengan Jawa. Sedangkan pusat budaya Jawa saat ini berada di wilayah DIY dan sekitarnya. 

Memang sisa peninggalan kerajaan Majapahit sebagian besar terdapat di Jawa Timur, akan tetapi eksistensi keberadaannya yang masih terus bertahan hingga kini sedikit banyak berada di DIY. Ketika wilayah lain di Indonesia sebagian besar telah menerapkan sistem pemerintahan modern, DIY masih terus melestarikan dan bahkan eksis menjaga sistem kerajaan meski dalam bentuk yang tidak sepenuhnya sama.

Indahnya alam Yogyakarta adalah representasi keindahan bumi Indonesia (Sumber gambar : http://jogja.tribunnews.com)
Indahnya alam Yogyakarta adalah representasi keindahan bumi Indonesia (Sumber gambar : http://jogja.tribunnews.com)
Sebagai pusat dari budaya Jawa saat ini, DIY juga masih terus berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia secara keseluruhan. Dahulu, Yogyakarta pernah berperan penting menjadi ibukota negara Indonesia pada periode awal pasca Indonesia merdeka. Kini, DIY memberikan kontribusinya dalam bentuk lain melalui kebesaran sejarah beserta warisan budayanya. DIY memberikan sumbangsih besar terhadap ekonomi bangsa melalui sektor pariwisata. Selama beberapa tahun terakhir jumlah wisatawan yang datang mengunjungi Yogyakarta terus meningkat dari tahun ke tahun. 

Tahun 2014 jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke Yoyakarta berjumlah sekitar 3,09 juta jiwa [1] yang terdiri dari wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Jumlah ini terus meningkat hingga beberapa tahun setelahnya. Tahun 2015 jumlah wisatawan yang datang ke DIY sebesar 3,25 juta jiwa, tahun 2016 sebesar 3,55 juta jiwa, dan tahun 2017 meningkat kembali menjadi 3,89 juta jiwa [2]. Bahkan pada tahun 2018 yang lalu peningkatan jumlah wisatawan ke DIY sangat luar biasa, sebanyak kurang lebih 5,30 juta wisatawan datang kesana [3]. Dinas Pariwisata DIY menargetkan di tahun 2019 ini jumlah yang datang ke DIY bisa mencapai 5,90 juta wisatawan! Dengan terus meningkatkan jumlah wisatan yang berkunjung ke DIY maka dampak positifnya adalah meningkatnya taraf hidup masyarakat sekitar dan memberikan sumbangsih terhadap pembangunan bangsa secara keseluruhan.

"Berlari" di Jogja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun