Mohon tunggu...
Aghniya Azka Shafiyyah
Aghniya Azka Shafiyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi

Memiliki ketertarikan terhadap seni visual, alam, dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gunung Pancar dan Tantangan Pariwisatanya

7 Juli 2025   20:47 Diperbarui: 7 Juli 2025   20:47 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia sangat dikenal sebagai tempat pariwisata strategis bagi wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri, dengan kekayaan alam yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Tepatnya di Bogor, kota yang terkenal dengan sebutan "Kota Hujan", memiliki berbagai tempat wisata yang indah, seperti pegunungan. Gunung Pancar yang terletak di Sentul, Bogor sangat terkenal dengan keindahan wisata alamnya, terutama bagi mereka yang menyukai trekking ke gunung. Gunung yang memiliki ketinggian 300--800 mdpl ini menawarkan pemandangan yang sangat indah. Tak hanya itu, kalian juga bisa berkemah, berendam di pemandian air panas, dan bermain di wisata Gunung Pancar.

Daya tarik wisatawan terhadap Gunung Pancar sangat dipengaruhi oleh bagaimana pariwisata ini dikomunikasikan, baik melalui media sosial maupun media tradisional. Strategi komunikasi pariwisata sangat penting bagi suatu destinasi, terutama Gunung Pancar. Sebenarnya Gunung Pancar memiliki daya tarik wisatawan, namun belakangan ini terdapat banyak tantangan yang dihadapi oleh pihak pengelola Gunung Pancar. Citra positif Gunung Pancar hancur dikarenakan pungli (pungutan liar) dari oknum atau pihak yang tidak bertanggung jawab. Banyak wisatawan yang mengeluh di media sosial hingga dari mulut ke mulut, mencibir Gunung Pancar yang menjadi jelek akibat pungli tersebut. Bahkan tidak tanggung-tanggung, banyak dari mereka yang langsung mengecap Jawa Barat sebagai wilayah wisata pungli. Hal ini menjadi tantangan bagi pengelola dalam strategi komunikasi pariwisata.

Sungguh, pungli telah menjadi kejadian yang sangat menyebalkan bagi para wisatawan. Tidak adanya transparansi komunikasi antara oknum dan pengelola akan menyebabkan menurunnya pengunjung Gunung Pancar. Kejadian pungli bukan hanya terjadi sekali atau dua kali, tetapi wisatawan terus dimintai biaya mulai dari pintu masuk, area parkir, hingga menuju area wisata. Bahkan sampai tidak adanya transparansi terkait bukti pembayaran, sehingga semakin menimbulkan dugaan wisatawan bahwa pungli tersebut bukanlah resmi dari pihak pengelola.

Jika kejadian seperti ini tidak terjadi sekali atau dua kali, pengelola harus kembali menertibkan dan mengubah strategi terkait komunikasi pariwisata di Gunung Pancar. Pertama, mengelola peran masyarakat yang aktif dan bertanggung jawab, baik mulai dari tour guide di wisata Gunung Pancar hingga pengelola area parkir dan kebersihan. Lalu, selalu mengutamakan komunikasi pariwisata yang baik, mulai dari perencanaan promosi hingga eksekusi di tempat. Branding dan promosikan kembali Gunung Pancar yang sudah sehat dari pungli, sehingga akan menambah keyakinan wisatawan, baik yang sudah pernah ke Gunung Pancar maupun calon wisatawan baru. Dengan beberapa strategi ini, Gunung Pancar akan berkembang kembali ke arah yang lebih baik. Karena semua masyarakat, baik pengelola maupun warga sekitar tempat pariwisata, harus sama-sama membantu dan mendukung pariwisata lokal guna mengenalkan keindahan dan wisata setempat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun